Cara nilai kualitas udara tanpa alat hingga AI

id kualitas udara jakarta,kualitas udara,cara mengukur kualitas udara,ai,artificial intelligence,cara memilih oli yang baik

Cara nilai kualitas udara tanpa alat hingga AI

Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menghimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas menggunakan kendaraan pribadi karena buruknya kualitas udara menurut data DLH DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww)

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita di kanal hiburan, gaya hidup, teknologi dan otomotif yang tayang pada Rabu (23/8) masih menarik dan relevan untuk dibaca kembali, mulai dari pakar paru bagikan cara menilai kualitas udara tanpa alat, hingga Glamify hadirkan teknologi AI untuk permudah belanja kosmetik. Berikut rangkumannya.
 

1. Pakar paru bagikan cara menilai kualitas udara tanpa alat

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekaligus pakar paru Prof Dr dr Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR membagikan cara menilai kualitas udara tanpa menggunakan alat dan hanya mengandalkan visual penglihatan semata.

2. Tiga tips pilih oli mobil yang tepat sesuai mesin

Perkembangan industri mobil kini telah memasuki era yang semakin canggih, sehingga penggunaan oli yang tepat diperlukan untuk mengimbangi komponen berkualitas tinggi.

3. Penerjemah AI DeepL bisa bantu UMKM tembus pasar global

Penerjemahan melalui artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dinilai bisa menawarkan solusi yang hemat biaya untuk tantangan yang dihadapi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ingin memperluas jangkauan pasar.

4. Netflix garap serial dokumenter ajang balap NASCAR Cup Series

Netflix dikabarkan sedang menggarap serial dokumenter soal NASCAR Cup Series yang dijadwalkan untuk tayang pada 2024.

5. Glamify hadirkan teknologi AI untuk permudah belanja kosmetik

Kebutuhan akan perawatan wajah kini sudah menjadi bagian hidup dan bahkan kebutuhan dasar khususnya bagi mereka yang memiliki frekuensi tinggi untuk bersosialisasi dengan orang lain, baik itu sebagai alasan berkarier, bisnis ataupun berinteraksi sosial.

 Baca juga: Indonesia perlu kembangkan AI sesuai kebutuhan warga
Baca juga: Isu penyiaran di daerah perbatasan perlu perhatian serius