Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memuji kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo dalam Konferensi Tinggi Ke-43 ASEAN karena di bawah kepemimpinan Indonesia semakin jelas terlihat ASEAN bukan alat (proxy) dari kekuatan negara-negara adidaya dunia.
“Sebagaimana juga ditegaskan Presiden RI Joko Widodo bahwa ASEAN bukan proxy bagi kekuatan mana pun. ASEAN merupakan kawasan yang siap bekerja sama dengan siapa pun demi perdamaian dan kemakmuran masyarakat dunia,” kata Bambang Soesatyo selepas menghadiri pembukaan KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, dia meyakini ASEAN merupakan perhimpunan negara-negara mandiri yang saling berbagi visi untuk kawasan yang stabil, damai, dan kondusif. “Tidak heran jika hingga saat ini ASEAN merupakan kawasan yang paling stabil di dunia tanpa pernah ada intervensi militer maupun gonjang-ganjing lainnya yang mengganggu kondusivitas kawasan,” kata Bambang Soesatyo.
Dalam kesempatan yang sama, dia menegaskan KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September perlu menjadi momen menegaskan kembali komitmen para anggota, yaitu menjaga kawasan tetap damai. Oleh karena itu, kesamaan visi antarpemimpin negara anggota ASEAN mutlak ada demi menjamin adanya kolaborasi dan kerja sama mewujudkan visi tersebut.
“Menjaga ASEAN tetap damai tidaklah mudah mengingat negara-negara di kawasan ASEAN sangat beragam latar belakangnya baik dari sisi ekonomi, politik, budaya, dan agama, maupun tingkat demokrasi. Tanpa adanya persatuan dan rasa memiliki di antara warga ASEAN, sangat sukar untuk meraih capaian tersebut. Sikap seperti itulah yang harus terus dijaga dan dikembangkan oleh semua warga ASEAN,” kata Bambang Soesatyo yang juga populer dengan sapaan Bamsoet.
Dia meyakini ASEAN memiliki potensi menjadi kelompok yang kuat di kawasan, mengingat jumlah penduduk keseluruhan dari negara-negara anggota mencapai 600 juta jiwa. Tidak hanya jumlah penduduk yang tinggi, beberapa negara ASEAN juga memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. ASEAN Statistical Yearbook 2022 menunjukkan dalam periode 2019–2021, nilai perdagangan di kawasan ASEAN rata-rata per tahunnya mencapai hingga 638 miliar dolar AS (sekitar Rp9,76 kuadriliun).
Baca juga: Netralitas TNI-Polri mutlak demi pemilu damai
Baca juga: MPR: Antisipasi dampak kekeringan di berbagai daerah
“Besarnya tenaga kerja produktif yang terdapat di dalam kawasan ASEAN, juga berpotensi memperkuat ASEAN sebagai pusat perekonomian dunia. Tercatat saat ini sekitar 50 persen penduduk ASEAN berada pada usia 20-54 tahun, usia yang sangat produktif untuk mendorong kemajuan ekonomi,” kata Bamsoet.