Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa Indonesia memerlukan strategi khusus dalam mengantisipasi berbagai ancaman dan perkembangan lingkungan. "Kondisi geografis kepulauan Indonesia merupakan kekhasan yang membutuhkan kedekatan yang holistik dan cara berfikir sistem untuk dapat menyusun suatu strategi pertahanan yg bersifat kuat semesta dualistik. Semesta yang berarti melibatkan seluruh sumber daya nasional yang disusun dalam komponen pertahanan utama cadangan dan komponen pendukung," kata Yudo Margono di Jakarta, Rabu.
Yudo menyampaikan hal itu dalam sambutan di acara seminar nasional dalam rangka HUT ke-78 TNI bertema Strategi Pertahanan Nusantara di Jakarta Pusat. Seminar ini juga diharapkan bisa menjadi pijakan yang kokoh bagi TNI dalam mengembangkan dan memberikan rasa percaya diri dalam melaksanakan tugas di masa depan.
Yudo mengatakan bahwa Indonesia berada di persimpangan dua benua dan samudra serta sumber kekayaan yang melimpah menyebabkan Indonesia memiliki nilai strategis dan penting dalam konteks geopolitik dan geostrategis dunia.
"Kita semua menyadari bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi sangat strategis sebagai neksus perdagangan dunia. Di mana 30-40 persen total perdagangan dunia melintasi Indonesia," kata
Yudo menambahkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa masyarakat pada globalisasi dan modernisasi, yang tidak saja mengaburkan ancaman. Menurut dia, perkembangan ilmu juga dapat mengubah cara-cara menghadapi ancaman terhadap negara yang bersifat militer, tetapi juga nonmiliter, bahkan hibrida.
"Perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan bahwa potensi untuk terjadinya invasi militer suatu negara masih bersifat faktual. Perang Rusia-Ukraina merupakan bukti empiris yang harus menjadi tanda peringatan atau alarm bagi kita untuk membangkitkan kembali kesadaran pentingnya pertahanan sebuah negara dengan ancaman invasi," ungkapnya.
Dia mengatakan ancaman perang di suatu negara pasti ada. Oleh karena itu, TNI harus memiliki strategi dalam mengantisipasi ancaman tersebut. "Ancaman perang tetap ada. Oleh sebab itu, TNI perlu merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman potensial, dampak faktual, dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan dalam rangka mengantisipasi ancaman di masa depan," ujarnya.
Baca juga: TNI AU dan RAAF gelar latihan sandi Elang Ausindo 2023
Baca juga: Tim bola voli Babareto Jelantik juara pertama Danrem 162/WB Cup 2023
Seminar nasional ini diikuti seluruh perwira TNI di wilayah barat, tengah, timur dan secara online serta Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, kementerian, lembaga dan non kementerian, serta perguruan tinggi.
Berita Terkait
Satgas MTF TNI mengecek kesehatan mental prajurit selama di Lebanon
Jumat, 22 November 2024 17:49
Indonesia tetap pertahankan personel TNI di UNIFIL
Jumat, 22 November 2024 17:25
TNI tanam benih jagung di Lombok Timur
Kamis, 21 November 2024 19:17
Ratusan personel TNI bantu Polri amankan Pilkada NTB 2024
Kamis, 21 November 2024 18:14
TNI AD Lombok Timur tanam benih jagung di lahan 1.000 hektare
Kamis, 21 November 2024 18:00
Danlanud ZAM Mataram uji coba program makan siang bergizi gratis
Rabu, 20 November 2024 13:21
Korem 162/WB petakan daerah rawan gangguan keamanan Pilkada NTB 2024
Selasa, 19 November 2024 16:00
TNI AU masuki tahap latihan uji strategi udara
Selasa, 19 November 2024 15:44