Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI merancang Kawasan Terpadu Nusantara dengan mengedepankan pemberdayaan ekonomi bagi para mantan narapidana terorisme dan masyarakat umum di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"BNPT sedang merancang Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) di NTB. Rencananya kami buat di Sumbawa," kata Sekretaris Utama BNPT RI, Bangbang Surono usai bertemu dengan Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan KTN ini merupakan program pemberdayaan ekonomi dalam bentuk pemberian fasilitas di bidang pertanian perkebunan dan perikanan kelautan seperti budidaya jagung dan rumput laut.
"Jadi kami meminta dukungan gubernur dan gubernur sangat mendukung rencana ini," ujarnya.
Ia menjelaskan nantinya bentuk program ini dari hulu ke hilir sampai kepada pengolahannya. Hanya saja sebelum KTN ini terbentuk perlu dibahas dalam rapat-rapat lanjutan, apalagi pembangunan KTN ini nantinya melibatkan dunia perbankan dalam hal ini Bank NTB Syariah.
"Tadi kami sudah sampaikan garis besarnya kepada Gubernur dan kami nanti akan melibatkan perbankan milik daerah, yakni Bank NTB Syariah," terang Surono.
Surono menegaskan program KTN ini tidak hanya akan menyasar mereka yang pernah menjadi narapidana terorisme, tetapi masyarakat umum juga akan dilibatkan dalam program tersebut, sehingga tidak ada kesan ekslusif dan tidak ada lagi stigmanisasi jelek kepada para mantan narapidana terorisme.
"Jadi ini untuk semua, tidak hanya narapidana terorisme, tetapi juga keluarganya, dan jaringannya. Bahkan, korban dan masyarakat sekitar juga ikut dilibatkan. Jadi semua kita anggap sebagai warga negara yang ingin membangun daerah atau bangsanya," tegas Surono.
Sementara Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB, Ruslan Abdul Gani menambahkan bahwa program KTN ini tidak hanya menyasar pada bidang bidang pertanian perkebunan dan perikanan kelautan seperti budidaya jagung, tetapi akan berkembang pada bidang lain seperti dunia usaha, koperasi hingga pada kegiatan pengajian.
"Jadi bagaimana para mantan narapidana terorisme ini kita berdayakan tidak hanya tanam jagung tapi mereka buat koperasi, dunia usaha sampai kita ajak ikut lomba mengaji. Sudah ada itu dan ada beberapa yang ikut lomba," ujarnya.
Diharapkan melalui program-program seperti ini lanjut Ruslan, stigma masyarakat kepada para mantan narapidana terorisme bisa hilang. Karena bagaimanapun mereka juga masyarakat Indonesia.
Baca juga: Pemerintah desa di Aceh Barat bangun agrowisata
Baca juga: Bangka Tengah tingkatkan kompetensi pengelola kawasan wisata unggulan
"Memang masih ada stigma jelek itu, tapi jangan juga sampai mereka sudah bertaubat masyarakat belum mau menerima, makanya kita betul-betul atensi melalui program-program di mana masyarakat umum juga terlibat di dalam kegiatan ini," katanya.
Berita Terkait
DPR menegaskan ideologi Pancasila harus terus ditanamkan di era digital
Rabu, 11 Desember 2024 20:08
Pilkada berjalan aman dan lancar berkat kerukunan umat beragama
Rabu, 11 Desember 2024 19:44
BNPT pantau ruang siber dan sterilisasi rumah ibadah
Rabu, 11 Desember 2024 18:54
BNPT sebut capaian RAN PE cegah ekstremisme
Jumat, 22 November 2024 17:28
BNPT perkuat sistem keamanan fasilitas publik
Jumat, 15 November 2024 4:21
BNPT mengikuti presentasi uji publik monev keterbukaan informasi
Rabu, 13 November 2024 5:41
BNPT to focus on protecting children from terrorism
Kamis, 24 Oktober 2024 5:38
BNPT memprioritaskan perlindungan anak dari terorisme
Rabu, 23 Oktober 2024 21:06