"Ada sedikitnya 19 titik bencana tanah longsor yang terjadi dalam dua hari ini, akibatnya sejumlah rumah rusak, satu korban terluka dan satu korban lainnya meninggal dunia," kata Humas BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria di Sukabumi, Jawa Barat, Senin.
Menurut Sandra, tingginya kasus bencana tanah longsor dalam dua hari ini dipicu hujan deras yang turun dari pagi hingga malam, sehingga menyebabkan tanah menjadi labil. Dari hasil pendataan bencana tanah longsor terjadi Kecamatan Sukabumi, Parungkuda, Ciambar, Cikidang, Cicurug, Warungkiara, Cidahu, Parakansalak dan Cibadak.
Akibat dampak bencana tersebut selain merusak rumah, jembatan penghubung antar-kecamatan seperti di Kecamatan Parungkuda dan Ciambar terancam roboh. Kejadian paling parah terjadi di Kampung Pamuruyan, RT 02/01, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak. Akibat bencana ini seorang warga meninggal dunia dan satu lainnya terluka akibat tertimbun tanah.
Tidak hanya itu, puluhan hektare lahan pertanian di Kampung Mancle, Desa Bojongasih, Kecamatan Parakansalak terancam gagal panen akibat saluran irigasi tidak berfungsi yang dikarenakan tertimbun longsor.
"Bencana serupa tidak menutup kemungkinan terjadi kembali di lokasi lain karena potensi terjadinya hujan deras akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan sesuai prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," tambahnya.
Baca juga: Mataram menyiagakan petugas puskesmas hadapi dampak bencana
Baca juga: BPBD Mataram menyiagakan 75 personel patroli potensi bencana
Baca juga: Mataram menyiagakan petugas puskesmas hadapi dampak bencana
Baca juga: BPBD Mataram menyiagakan 75 personel patroli potensi bencana
Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga untuk selalu waspada dan berhati-hati serta mengungsi ke tempat yang lebih aman jika merasakan tanda-tanda akan terjadi bencana.
Sementara, untuk warga yang terdampak bencana tanah longsor sudah mendapatkan penanganan serta bantuan darurat pun sudah mulai disalurkan.