ANRI tekankan pentingnya budaya adaptif dalam mengelola arsip di era digital

id Arsip di era digital,Budaya adaptif,ANRI

ANRI tekankan pentingnya budaya adaptif dalam mengelola arsip di era digital

Tangkapan layar-Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto dalam acara "Refleksi Kearsipan akhir tahun 2023" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (29/12/2023). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Beberapa hal penting yang terkait lingkungan strategis menonjol, yakni teknologi informasi dan komunikasi

Jakarta (ANTARA) -

Pelaksana Tugas Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto menekankan pentingnya budaya adaptif dalam mengelola arsip di era digital dan transformasi teknologi yang semakin cepat.
"Beberapa hal penting yang terkait lingkungan strategis menonjol, yakni teknologi informasi dan komunikasi. Penyelenggaraan kearsipan pun berubah total menjadi semakin kompleks dan rumit. Untuk itu, kita harus membangun budaya adaptif dari diri sendiri," kata Imam dalam acara "Refleksi Kearsipan akhir tahun 2023" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia menyebutkan, lingkungan strategis yang berkembang saat ini mempengaruhi medan perang kearsipan yang berubah semakin cepat.

Baca juga: BNPP dan ANRI buat inovasi membangun galeri arsip di PLBN Skouw

"Sebagian besar peraturan perundang-undangan, standar, dan aturan main penyelenggaraan kearsipan harus diperbarui untuk menjaga kekinian, keakuratan, validitas, otentik, dan kegunaan informasi yang dihasilkan," ujarnya.

Menurut dia, teknologi 5G, kecerdasan artifisial, realitas virtual, robotik, dan lain sebagainya, selama ini telah menggeser kerja-kerja arsiparis konvensional, sehingga penting untuk beradaptasi dari sebelumnya yang hanya menggunakan platform-platform analog bersifat padat karya, menuju platform yang serba efisien.

"Kita mesti terus adaptif untuk menjadi agen yang dapat mengubah cara kerja masa lalu menjadi masa kini dengan wawasan masa depan," ucapnya.

Imam memaparkan, ada 10 kerja besar pada titik-titik krusial kearsipan 2023, pertama, yakni persiapan arsip kementerian/lembaga yang pindah ke Ibu Kota Nusantara, kedua, implementasi aplikasi Srikandi di kementerian/lembaga/daerah, ketiga, digitalisasi arsip.

Baca juga: Forensik digital ungkap keaslian arsip hingga cegah terorisme

Keempat, penyelamatan arsip di kementerian/lembaga yang pindah ke IKN, kelima, transformasi pengelolaan arsip pertanahan, dan keenam, digitalisasi arsip memori kolektif bangsa (MKB) di perbatasan.

Kemudian yang ketujuh, yakni tertib arsip dan sejarah desa. Kedelapan, penguatan lembaga kearsipan provinsi, kesembilan, penyelamatan arsip COVID-19 dan arsip kemaritiman, serta yang terakhir, adalah penyelamatan memori kolektif bangsa dan memori dunia (memory of the world atau MOW).

"Peristiwa masa lalu secara lengkap dan akurat terekam di dalam arsip, yang merupakan deposit dari rangkaian cerita, peristiwa dan pengalaman manusia, organisasi, bangsa, dan negara yang penuh warna-warni laksana pelangi, semua terekam secara imparsial di dalam arsip," tuturnya.

Untuk itu, ia berpesan agar perilaku adaptif para arsiparis maupun seluruh pengelola di bidang kearsipan mampu menumbuhkan sikap yang adaptif, karena arsip juga dapat menjadi senjata yang dapat membuat Indonesia semakin berdaya saing dan menjadi pemenang di tengah perkembangan zaman yang serba cepat dan dinamis.

Baca juga: Pemkab Sumbawa Barat menerapkan arsip berbasis teknologi
Baca juga: Pastikan keamanan penyimpanan arsip sebelum mudik
Baca juga: Mataram bangun gedung perpustakaan modern tahun 2023