Najmul Ahyar Dampingi Rabitah Melapor ke Polda

id TKI RABITAH

Persoalan ini seperti gunung es yang mungkin nampak kecil di atas, tapi dibawahnya mungkin banyak sekali rabitah-rabitah lainnya yang mengalami persoalan sama
Mataram (Antara NTB) - Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar bersama tim pendamping Sri Rabitah (22), mantan Tenaga Kerja Indonesia yang diduga menjadi korban perdagangan organ ginjal saat bekerja di Qatar, Selasa melapor ke Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat.
"Adanya laporan ini kami sangat menaruh harapan besar kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan, melakukan investigasi persoalan ini, supaya fakta yang sesungguhnya dapat terungkap," kata Najmul Ahyar di Mapolda NTB di Mataram, Selasa.
Bersama dengan tim pendamping Sri Rabitah, Najmul Ahyar dalam laporannya tidak hanya mengharapkan pihak kepolisian dapat mengungkap fakta di balik persoalan ginjal Sri Rabitah.
Namun Najmul mengharapkan pihak kepolisian dapat mengungkap adanya dugaan tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia yang sudah meresahkan para pahlawan devisa, khususnya yang berasal dari NTB.
"Persoalan ini seperti gunung es yang mungkin nampak kecil di atas, tapi dibawahnya mungkin banyak sekali rabitah-rabitah lainnya yang mengalami persoalan sama," ujarnya.
Lebih lanjut Najmul mengungkapkan alasan persoalan ini dipolisikan karena muncul indikasi adanya manipulasi dokumen pribadi milik Sri Rabitah beserta adik kandungnya yang diberangkatkan ke Qatar pada 2014.
"Dari proses awal yang kita lihat, dokumen-dokumennya banyak yang tidak sesuai. Seperti usia adiknya yang masih 13 tahun kok bisa mendapat izin, umur segitu kan baru tamat SD, kalau tidak ada maksud dan tujuan tertentu, saya pikir tidak akan terjadi hal itu," ucap pimpinan daerah asal Sri Rabitah tersebut.
Untuk itu, Najmul mengharapkan pihak kepolisian agar segera melakukan investigasi hingga terungkap siapa yang harus bertanggungjawab dalam persoalan ini. (*)