Basarnas pertebal pengamanan keselamatan mudik Lebaran

id Basarnas,Mudik lebaran 1445 H,BMKG,cuaca ekstrem, pulau jawa

Basarnas pertebal pengamanan keselamatan mudik Lebaran

Arsip Foto - Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Kusworo, didampingi para petinggi Basarnas menjawab pertanyaan wartawan terkait kesiapsiagaan selama Ramadhan dan lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah/2024 Masehi, seusai upacara memperingati HUT Ke-52 tahun Basarnas di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Kamis (29/2/2024). ANTARA/M Riezko Bima Elko P

Jakarta (ANTARA) - Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mempertebal upaya pengamanan keselamatan perjalanan arus mudik Lebaran Idul Fitri di Pulau Jawa seiring tingginya potensi cuaca ekstrem kebencanaan di wilayah itu.

Kepala Basarnas Kusworo dalam rapat kerja dengan anggota Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa, mengatakan atas kondisi cuaca yang demikian maka dalam operasi pengamanan keselamatan mudik Lebaran tahun ini telah disiagakan sebanyak 11 unit alutsista (helikopeter dan kapal laut SAR) di Pulau Jawa.

Masing-masing terbagi untuk pengamanan pelabuhan laut bagian barat pulau jawa (Merak-Bakauheni) disiagakan sebanyak dua unit kapal SAR dan satu unit helikopter Dauphin AS365, kemudian sebanyak dua kapal SAR di Pantai Mutiara Jakarta.

Selanjutnya di bagian tengah Pulau Jawa (Pati, Semarang, Demak) disiagakan sebanyak satu unit helikopter Dauphin AS356 yang posisi pangkalan di Pintu Gerbang Tol Cikopo-Kalikangkung dan dua unit kapal SAR di Cirebon dan Tanjung Mas Semarang.

Pada bagian timur Pulau Jawa disiagakan satu unit helikopter Dauphin A536 satu unit di Banyuwangi beserta sebanyak dua unit kapal SAR yang posisi pangkalan di Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi).

“Ada ribuan orang personel SAR terlatih turut disiagakan karena tekad kami bisa mengantisipasi potensi kedaruratan dalam aspek SAR yang intinya dapat berbuat cepat, aman, terpadu dan terkoordinasi dengan segenap unsur terkait agar suasana mudik aman lancar dan terkendali khususnya di Pulau Jawa ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Kuswanto mengingatkan supaya para operator kapal penyeberangan laut, pesawat udara, dan transportasi umum darat (kereta api dan bus) untuk benar-benar menaati standar operasional prosedur yang diwajibkan oleh pemerintah sehingga perjalanan masyarakat tetap kondusif.

Jenderal TNI ini menilai, artinya dengan menaati standar operasional itu maka kondisi armada transportasi termasuk fisik operatornya mutlak harus dalam keadaan prima, terlebih dalam kondisi ancaman cuaca buruk selama arus mudik Lebaran ini.

“Tekad kita ya, jangan sampai terjadi kondisi yang membahayakan bagi manusia atas kelengahan itu sendiri,” ujarnya.

Diketahui penebalan personel SAR di Pulau Jawa itu merujuk dari hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi sebagian besar wilayah di sana masih akan dilanda hujan ringan, sedang - lebat yang juga berpeluang menimbulkan cuaca ekstrem dan gelombang laut tinggi dari 1,25 - 2,5 meter.

Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi karena dinamika atmosfer di Indonesia sangat dinamis dipengaruhi oleh bibit siklon tropis ataupun siklon tropis yang terjadi di Samudera Hindia masuk perairan selatan Indonesia.

Secara umum BMKG membagi kondisi tersebut dalam tiga fase. Pada fase pertama sepekan sebelum lebaran (3-9 April 2024), BMKG memperkirakan terjadi hujan intensitas sedang-lebat (150 mm – 200 mm).

Fase kedua, sepekan saat Lebaran yaitu pada tanggal 10-16 April 2024 yang diprediksi kondisi cuaca di Indonesia secara umum cerah berawan berpeluang untuk hujan masih ada.

Baca juga: Kapolri meminta jajaran beri layanan terbaik ciptakan mudik aman-lancar
Baca juga: Lima hal yang perlu disiapkan sebelum mudik Lebaran


Selanjutnya fase ketiga atau sepekan setelah Lebaran yaitu pada tanggal 17-23 April, BMKG memprediksi Indonesia bagian utara dan tengah berpotensi mengalami hujan dengan kategori ringan - sedang.

BMKG memprakirakan untuk gelombang tinggi ini akan terjadi di Samudera Hindia selatan, berimplikasi pada penyeberangan laut di Pelabuhan Merak dan Bakauheni, kemudian Pelabuhan Gilimanuk yang berpotensi banjir rob selama arus perjalanan libur Lebaran.