Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mendorong agar pihak Kepolisian mulai dari Polda Sulawesi Utara hingga Polda Metro Jaya mengusut secara profesional, transparan, dan akuntabel atas tewasnya anggota Kepolisian.
"Dalam pantauan Kompolnas saat ini, meninggalnya anggota Brigadir RA sementara masih diduga bunuh diri. Namun dugaan seperti ini harus bisa dipastikan benar atau tidak, " katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Yusuf sendiri menjelaskan sebagai langkah awal tentunya meminta klarifikasi, termasuk terkait tugas almarhum.
"Kita minta pihak keluarga dapat diberikan penjelasan secara baik oleh pihak Kepolisian, " ucapnya.
Yusuf menjelaskan Kompolnas sendiri dalam melakukan pengawasan pengusutan, tentu tetap menghormati kewenangan pihak Polri, terutama Polda Sulut.
"Untuk sementara kita sepatutnya belum bisa menyimpulkan secara pasti apakah diduga bunuh diri atau tidak. Mari kita sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada pihak Polda Sulut bekerja seefektif mungkin secara profesional, transparan, dan akuntabel, " katanya.
Sementara itu anggota Kompolnas lainnya yaitu Poengky Indarti juga mendorong pimpinan Polri untuk menyediakan psikolog di setiap Polres untuk mencegah kematian tidak wajar personel kepolisian.
“Setahu saya psikolog masih belum ada di tingkat Polres,” kata Anggota Kompolnas Poengky Indarti saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (27/4).
Baca juga: Kompolnas mendorong makin banyak Polwan terlibat sebagai agen perdamaian
Baca juga: Kompolnas mendorong kerja sama antar lembaga penegak hukum diperkuat
Menurut Poengky keberadaan psikolog di setiap Polres penting mengingat beban kerja dan tingkat stres anggota tinggi. Dari sudut pandang Kompolnas bahwa polisi juga manusia biasa, yang mempunyai beragam masalah dalam kehidupannya. terlebih tugas polisi yang berat, yakni melayani, melindungi, mengayomi masyarakat dan menegakkan hukum, yang terkadang dapat memunculkan stres.
Sebelumnya oknum anggota polisi Polresta Manado, Sulawesi Utara, ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam sebuah mobil di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan yang diduga akibat bunuh diri.