Perusahaan di NTB didorong gelar program pemagangan mandiri

id NTB,Disnakerstrans NTB,Program Pemagangan ,Tenaga Kerja

Perusahaan di NTB didorong gelar program pemagangan mandiri

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi. ANTARA/Nur Imansyah

Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong perusahaan untuk menggelar program pemagangan secara mandiri.

"Selain pemagangan dari pemerintah, perusahaan juga melaksanakan program pemagangan secara mandiri, sehingga lebih banyak angkatan kerja yang bisa terserap," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi, dalam kegiatan program pemagangan dalam negeri di Mataram, Kamis.

Ia menyatakan program pemagangan yang digesa oleh pemerintah hanyalah bersifat stimulus, karena dananya sangat kecil dan masih jauh dari kebutuhan.

Untuk itu ia mendorong sektor swasta agar selain pemagangan dari pemerintah, perusahaan juga melaksanakan program pemagangan secara mandiri.

Menurut dia, program magang merupakan wahana paling cepat dan efektif untuk bisa menghasilkan tenaga kerja yang kompeten sesuai jabatan yang dibutuhkan perusahaan. Ia pun meminta perusahaan berkomitmen untuk menyerap para alumni pemagangan untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada di perusahaan.

Ia menegaskan program pemagangan dalam negeri sudah berjalan selama lima tahun dan setiap tahun di evaluasi baik dari pola rekrutmen, kurikulum, instruktur maupun penempatan serta pemberdayaannya.

"Hasilnya sudah semakin baik, di mana alumni pemagangan sudah semakin banyak terserap langsung di dunia kerja. Saat ini kondisi real pemagangan di NTB sudah menyentuh semua sektor. Tidak hanya di sektor pariwisata, perhotelan, retail modern dan teknik, tetapi juga telah menyentuh sektor pertambangan," terangnya.

Gede menambahkan untuk dapat mengambil peluang kerja di dalam negeri, harus memiliki kompetensi yang terampil. Sedangkan, jika ingin mengambil peluang kerja di luar negeri, selain keahlian juga harus menguasai bahasa asing.

"Agar dapat bersaing di dunia kerja harus memiliki dua hal, pertama kompetensi dan kedua adalah etos kerja. Etos kerja menyangkut disiplin, kemampuan kerja sama, etika kerja, dan moral. Meskipun punya
keahlian tetapi jika tidak punya etos kerja akan sulit bersaing di dunia kerja," ujar Gede.

Lebih lanjut, mantan Irbansus Inspektorat NTB ini menekankan bahwa pelatihan tidak boleh dilakukan secara parsial. Dalam perencanaan hingga pelaksanaan pelatihan harus melibatkan asosiasi dunia industri.

"Jangan ragu untuk mendatangkan instruktur dari perusahaan sehingga siswa pelatihan memiliki ilmu dan kompetensi yang mumpuni sesuai kebutuhan dunia industri," katanya.