Sumbawa, (Antaranews NTB) - Petugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Layanan Sosial dan Penukaran Uang Rupiah (Laskar Nusa) bersama tenaga medis dari Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram membuka layanan pengobatan gratis bagi masyarakat Pulau Moyo.
Ketua Tim Ekspedisi Laskar Nusa Ocky Ganesia yang ditemui usai melaksanakan kegiatan sosialnya di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Selasa, mengungkapkan rasa syukur dan bahagia melihat antusiasme masyarakat yang telah mengikuti serta memanfaatkan layanannya dengan baik.
"Saya pribadi sangat senang melihat respons masyarakat yang dengan senang hati dapat memanfaatkan layanan pengobatan gratis dari Tim Ekspedisi Laskar Nusa," kata Ocky Ganesia.
Layanan pengobatan gratis yang dirangkum bersama penukaran uang layak edar dari Bank Indonesia ini digelar di salah satu desa yang dekat dengan dermaga Pulau Moyo, yakni di Desa Sebotok. Kegiatannya dipusatkan di kantor desa setempat dengan membuka stan layanan pengobatan gratis dan penukaran uang layak edar.
Salah satu alasan Bank Indonesia memilih Pulau Moyo sebagai tempat diadakannya kegiatan sosial ini adalah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dinilai masih terbatas.
"Kita tahu memang di Pulau Moyo, khususnya di Desa Sebotok itu sudah ada puskesmas pembantu. Tapi tenaga medis yang tersedia masih sebatas perawat, belum ada dokter," ujarnya.
Karena itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB berinisiatif memberikan pengobatan gratis secara langsung dengan menggandeng tenaga medis dari Rumah Sakit Harapan Keluarga Mataram untuk ikut bergabung bersama Tim Ekspedisi Laskar Nusa yang menjalankan misi sosial di empat pulau terluar NTB.
"Jadi berdasarkan identifikasi awal, kami sudah menyiapkan beberapa jenis obat-obatan untuk penyakit yang cukup menonjol. Seperti yang saya lihat tadi, banyak dari masyarakat yang datang mengeluhkan jenis penyakit infeksi saluran pernafasan, begitu juga dengan malaria," ucapnya.
Hal senada turut disampaikan salah seorang perawat yang mengaku sudah dua tahun mengabdi di Puskesmas Pembantu Desa Sebotok, Sriyani. Perempuan yang berasal dari Sila, Kabupaten Bima, ini mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Sebotok, rentan terjangkit malaria.
"Mungkin karena permukiman masyarakat di sini dekat dengan hutan, nyamuk rentan bersarang di situ, apalagi sekarang sedang musim hujan. Makanya banyak yang datang berobat (malaria). Di sini (Pulau Moyo) jenis penyakit ini sudah masuk dalam kategori KLB (kejadian luar biasa)," kata Sriyani.
Salah seorang warga Sebotok yang telah datang berobat ke layanan pengobatan gratis Tim Ekspedisi Laskar Nusa Ahmad Dahlan bersyukur dengan adanya kegiatan sosial yang telah diberikan oleh Tim Ekspedisi Laskar Nusa.
Ahmad yang kesehariannya hidup sebagai petani kebun ini mengaku bahwa penyakit malaria sudah menjadi langganan tahunan baginya.
Untuk berobat ke pusat perkotaan Ahmad mengaku jarang. Melainkan selama ini dia hanya memanfaatkan sarana pengobatan yang tersedia di puskesmas pembantu.
"Untuk pergi ke kota, lumayan jauh, harus nyeberang lagi, jadi jarang ke sana. Makanya saya datang ke sini (stan layanan pengobatan gratis) sekaligus konsultasi dengan dokternya," kata Ahmad.
Akhir kegiatannya, Tim Ekspedisi Laskar Nusa yang tergabung dari unsur TNI AL, tenaga medis swasta, mahasiswa, dan wartawan, memberikan sebagian dari ketersediaan stok obat-obatan yang telah dibawa kepada petugas Puskesmas Sebotok.(*)
BI buka pengobatan gratis bagi masyarakat Pulau Moyo
Saya pribadi sangat senang melihat respons masyarakat yang dengan senang hati dapat memanfaatkan layanan pengobatan gratis dari Tim Ekspedisi Laskar Nusa