Jakarta (ANTARA) - Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar Program Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024, sebagai bentuk diplomasi budaya Indonesia, juga memperluas dan memperkuat jejaring pelaku budaya Indonesia di kancah Internasional.
"Keberlangsungan program ini tentunya perlu didukung, mengingat manfaat jangka panjangnya bagi Indonesia," kata Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek Restu Gunawan di Kampar Riau, Rabu.
Menurut dia, kegiatan ini merupakan bentuk pelaksanaan pembinaan yang termuat dalam salah satu di antara empat aspek penguatan tata kelola kebudayaan lainnya, yakni pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
Program ini selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Kami berharap para peserta dapat berkolaborasi menghasilkan karya baru yang dapat bermanfaat bagi peningkatan kapasitasnya dalam pemajuan kebudayaan Indonesia dan bermanfaat dalam memperluas jejaring para pelaku budaya kita di dunia internasional," katanya.
Pelaku budaya internasional yang berpartisipasi pada program ini berasal dari Australia, Meksiko, Italia, India, Kanada, Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Belanda, Malaysia, Kolombia, India, Ekuador, Thailand, Yunani, Mesir, Filipina, Yordania, dan Polandia.
Baca juga: Tim Indonesia membawa pulang dua perak dan dua perunggu
Baca juga: Kemendikbud memaparkan perkembangan Satgas PPKSP-Gerakan Sekolah Sehat
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan "Belajar Bersama Maestro", yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian.
Kemudian, pada program Residensi Pemajuan Kebudayaan tahun 2024 diperluas ke 10 titik Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), salah satunya Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan di Pekanbaru Riau.