Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) mencatat penyaluran kredit untuk segmen korporasi tumbuh 18,7 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp403,1 triliun pada semester I tahun 2024 yang berasal dari korporasi blue chip, baik swasta maupun BUMN.
Adapun penyaluran kredit secara bank only selama semester I 2024 mencapai Rp171 triliun atau tumbuh 48 persen YoY. Sedangkan secara konsolidasi, pertumbuhan kredit BNI tercatat 11,7 persen YoY menjadi Rp727 triliun per Juni 2024.
“Akselerasi pertumbuhan kredit ini tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis, serta operating environment yang membaik bagi perbankan,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Royke menambahkan, pertumbuhan kredit juga didukung terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.
Dia mengatakan BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dengan turut mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga pembiayaan hijau, di samping sektor hilirisasi mineral dan batubara (minerba) dan non-minerba, perumahan, serta pariwisata yang telah ada sebelumnya.
“Dengan memanfaatkan insentif ini, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat,” ujar Royke.
Selain itu, imbuh Royke, bagi BNI pemberian insentif ini juga berdampak positif pada cost of fund (CoF) yang mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal II 2024 karena dapat dimanfaatkan momentumnya untuk memperbaiki struktur dana pihak ketiga (DPK).
Baca juga: BNI Xpora berangkatkan 5 UKM ke HKTDC Food Expo 2024
Baca juga: BNI-Unversitas Mercu Buana kolaborasi perkuat keuangan kampus
Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, perbaikan struktur DPK BNI ini dilakukan dengan cara mengurangi porsi dana institusi pada giro dan deposito, lalu menggantikannya dengan deposito retail atau perorangan yang lebih efisien dari sisi bunga.
“Hasilnya terlihat dari total DPK kami di semester I 2024 yang tercatat tumbuh 1 persen YoY, didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,3 persen YoY dan giro 1,1 persen YoY. Sementara deposito terkoreksi 2,6 persen YoY,” kata Novita.