Mira-Rina bertengkar di rumah namun profesional saat laga

id pon aceh sumut,tenis meja,ganda putri,dki jakarta

Mira-Rina bertengkar di rumah namun profesional saat laga

Petenis meja Bali Komang Sugita (kanan) dan Made Sisca Pratiwi (kiri) berpose usai penganugerahan medali ganda campuran tenis meja PON XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Angsapura, Medan, Sumatera Utara, Minggu (15/9/2024). . ANTARA FOTO/Makna Zaezar/rwa.

Medan (ANTARA) - Pasangan kakak beradik peraih emas ganda putri tenis meja PON XXI Aceh-Sumatera Utara, Mira Fitria dan Rina Sintya, mengisahkan hubungan persaudaraan mereka yang terkadang bertengkar saat di rumah namun bersikap profesional saat sedang bertanding.

"Kadang-kadang sih, pasti ada. Ya meskipun pas latihan ada marahnya, ada kesalnya, tapi tetaplah profesional," kata Mira.

Mira-Rina meraih emas ganda putri setelah mengalahkan rekan satu timnya Desi Ramadanti dan Anatasya Fabian dalam laga All Jakarta Final di GOR Angsapura, Medan, Selasa.

Mira (29) adalah kakak dari Rina (25) yang keduanya sudah bermain tenis meja bersama sejak kecil. "Latihan itu memang sudah dari kecil, dari kita umur lima atau enam tahun, main tenis meja barang," kata Rina.

Namun, Mira dan Rina baru berpasangan ganda putri secara resmi pada 2016, yaitu dalam kompetisi PON XIX Jawa Barat delapan tahun lalu.

Sebagai saudara kandung, pasangan kakak-beradik tersebut saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak bertengkar saat pertandingan sedang berlangsung.

"Kita selalu saling ngingetin sih, pokoknya jangan ada marah-marahan. Karena kan itu bikin kacau hati juga ya kalau lagi main, jadi kita saling ngingetin, saling percaya, saling support satu sama lain," kata Mira.

Mira menjelaskan bahwa sebagai pemain ganda tenis meja, fokus dari masing-masing pemain sangat berperan penting dalam jalannya pertandingan. Fokus dari kedua pemain dibutuhkan agar permainan dari dua orang bisa menyatu dan saling melengkapi.

Baca juga: Berburu tanda tangan atlet jadi momen sederhana di PON XXI
Baca juga: Bali-Jakarta kirim dua wakil di ganda putra-putri


Kakak beradik tersebut pun kompak untuk berniat menjalankan ibadah umroh bersama setelah menyelesaikan kompetisi PON XXI Aceh-Sumut.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyediakan bonus untuk atlet berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Aceh dan Sumatera Utara yang nominalnya bergantung pada medali dan jenis nomor pertandingan.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta Andri Yansyah sebelumnya mengatakan peraih medali emas perorangan mendapat bonus sebesar Rp400 juta, sedangkan untuk beregu sebesar Rp300 juta.