Ekonomi NTB tumbuh 6,22 persen di atas angka nasional

id pertumbuhan ekonomi,pdrb,nusa tenggara barat,badan pusat statistik

Ekonomi NTB tumbuh 6,22 persen di atas angka nasional

Ilustrasi - Sejumlah alat berat beroperasi di areal proyek pembangunan Terminal Gili Mas, di Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, NTB, yang merupakan salah satu investasi PT Pelindo III dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut. (ANTARA/Awaludin) (1)

Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat mencapai 6,22 persen secara tahunan atau year on year pada triwulan III 2024.

"Ekonomi NTB tumbuh 6,22 persen, sedangkan ekonomi nasional hanya tumbuh 4,95 persen. Jadi, pertumbuhan ekonomi NTB masih lebih tinggi dibandingkan nasional secara year on year," kata Kepala BPS Nusa Tenggara Barat Wahyudin di Mataram, Selasa.

Wahyudin menuturkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada triwulan III 2024 ini masih kalah bila dibandingkan triwulan II 2024 yang mencapai 11,06 persen secara tahunan.

Jika dihitung secara kuartal ke kuartal, maka laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat sekitar 0,23 persen. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi secara kumulatif dari triwulan I, II, dan III berada pada posisi 7,32 persen.

"Ini yang kami harapkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang mana targetnya sekitar 5 persen, sekarang berada di 7,32 persen. Semoga pertumbuhan ekonomi triwulan IV minimal mencapai 5 persen, sehingga NTB secara kumulatif nanti bisa di atas 5 persen," kata Wahyudin.

Lebih lanjut dia memaparkan bila pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat dihitung tanpa tambang, maka pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada triwulan III 2024 hanya sebesar 3,86 persen.

Sedangkan, pertumbuhan ekonomi tanpa tambang secara kuartal ke kuartal tercatat hanya mencapai 2,65 persen.

Baca juga: Jumlah tamu hotel berbintang NTB naik 38,35 persen

Aktivitas pertambangan memberikan andil yang besar terhadap produk domestik regional bruto atau PDRB Nusa Tenggara Barat dengan jumlah kontribusi hampir 20 persen.

Adapun sektor pertanian yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Nusa Tenggara Barat hanya sekitar 21-22 persen.

Baca juga: Jagung masih menjadi komoditas paling banyak dimuat di NTB

"Tambang itu besar hasilnya, tetapi jumlah pekerjanya sedikit sekitar 15-20 ribu orang pekerja. Sedangkan, sektor lain terutama pertanian sampai ratusan ribu pekerja," pungkas Wahyudin.