Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 17.499 jiwa yang seluruhnya penduduk Kabupaten Manokwari (Papua Barat) masih mengungsi akibat rumah mereka rusak dan sebagian masih trauma akibat gempa bumi berkekuatan 7,2 dan 7,6 skala Richter (SR) pada Minggu (4/1).
Data yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (PNPB) di Jakarta, Rabu malam menyebutkan, pengungsi dikonsentrasikan di 11 lokasi, termasuk di Kodim, gedung olahraga dan gedung-gedung lainnya.
Pemda Propinsi Papua Barat bersama jajaran TNI dan Polri serta masyarakat yang dipimpin Gubernur Abraham Atururi telah mengambil langkah darurat dengan mengutamakan evakuasi dan penyelamatan korban yang terkubur di reruntuhan bangunan, pendirian posko, penyaiapan lokasi pengungsian serta mengerahkan bantuan kesehatan dan bantuan pangan.
PNPB juga melakukan koordinasi bersama departemen terkait serta TNI dan Polri untuk menyalurkan bantuan. Sempat terjadi sedikit kericuhan ketika dilakukan pembagian bantuan karena masyarakat yang tidak menjadi korban ikut tinggal di tenda pengungsian dan meminta bantuan.
Bantuan disalurkan melalui mekanisme yang berlaku, yaitu permintaan bantuan diajukan kepada Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak), kemudian bantuan didistribusikan melalui Pemda kabupaten, RW dan RT.
Namun PNPB menyatakan, bantuan kemanusiaan ke Sorong tidak mungkin dilakukan melalui jalan darat sehingga harus dikirim melalui laut yang membutuhkan waktu sekitar 16 jam.
Pada Kamis (8/1), akan dikirim bantuan dari Rumah Tangga Kepresidenan berupa sembako sebanyak 12 ton untuk korban bencana di Kabupaten Sorong dan Kota Sorong menggunakan pesawat Hercules.(*)