Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menyampaikan dukacita atas kecelakaan pesawat Jeju Air yang menyebabkan 179 orang meninggal dunia.
"Kami mengikuti kecelakaan udara tragis di Korea Selatan yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Presiden Xi Jinping mengirimkan pesan belasungkawa kepada penjabat Presiden Choi Sang-mok pada hari kecelakaan itu terjadi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Senin.
Pesawat Jeju Air yang mengangkut 181 orang mendarat darurat dan meledak di satu bandara di Muan, bagian barat daya Korea Selatan, pada Minggu (29/12) dan mengakibatkan 179 orang meninggal dunia sementara dua orang lainnya berhasil diselamatkan.
Pesawat yang membawa 175 penumpang dan enam awak itu diketahui keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, Korea Selatan pada sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.
"Atas nama pemerintah dan rakyat China, Presiden Xi menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya para korban dan simpati yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan serta berharap agar mereka yang mengalami luka-luka segera pulih," tutur Mao Ning.
Pesawat tergelincir di tanah tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan, menabrak dinding beton sebelum meledak dan terbakar dengan suara ledakan yang memekakkan telinga.
Kecelakaan itu menjadi kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korsel dan merupakan kecelakaan ketiga dengan jumlah korban tewas terbanyak yang melibatkan maskapai Korsel.
Pesawat disebut hampir sepenuhnya hancur dan sulit untuk mengidentifikasi korban yang tewas, sedangkan dua korban yang selamat merupakan awak pesawat dan sudah dibawa ke rumah sakit dekat bandara.
Sebanyak 181 orang berada di dalam pesawat Boeing 737-800 yang lepas landas dari Bangkok, Thailand pada pukul 01.30 pagi. Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Muan sekitar pukul 08.30 pagi. Para penumpang semuanya warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.
Pihak berwenang percaya bahwa kegagalan roda pendaratan, kemungkinan besar disebabkan oleh tabrakan dengan burung yang mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Mereka telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti.
Kementerian Pertahanan mengatakan dalam pengarahan bahwa menara pengawas bandara telah memperingatkan mengenai tabrakan dengan burung pada pukul 08.54 pagi. Pilot mengumumkan mayday atau keadaan darurat pada pukul 08.59 pagi dan mendaratkan pesawat pada pukul 09.03 pagi tanpa roda pendaratan yang dikeluarkan.
Baca juga: Sebanyak 167 orang korban tewas pesawat jatuh di Korea Selatan
Presiden sementara Korea Selatan Choi Sang-mok mengumumkan masa berkabung nasional selama seminggu yaitu sejak Minggu (29/12) hingga Sabtu tengah malam (4/1) karena kecelakaan pesawat tersebut.
Choi juga menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus, menjadikannya memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan negara.
Baca juga: KNKT investigasi pesawat jatuh di BSD
Choi, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri urusan ekonomi dan menteri keuangan, mengambil peran kepemimpinan sementara pada Jumat setelah penangguhan tugas Presiden sementara Han Duck-soo oleh Majelis Nasional.
Han diberhentikan kurang dari dua minggu setelah mengambil alih posisi Presiden Yoon Suk Yeol pada 14 Desember yang dimakzulkan karena penanganan yang buruk terhadap undang-undang darurat.