Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata saat ini berfokus untuk menyelenggarakan event-event (kegiatan-kegiatan) yang berdampak pada ekonomi lokal dan event terkait kebudayaan atau ekonomi kreatif untuk penyelenggaraan Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025 imbas dari adanya kebijakan efisiensi anggaran oleh pemerintah.“
Kita coba prioritaskan untuk event-event yang mungkin dalam semester pertama ini kita coba melihat event-event yang betul-betul memberikan dampak terhadap masyarakat karena ini sebenarnya yang diinginkan oleh ibu menteri,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenpar Vinsensius Jemadu saat ditemui ANTARA di Jakarta, Senin.
Vinsensius mengatakan per hari ini dirinya sudah menandatangani surat yang ditujukan kepada Gubernur di tiap daerah untuk tetap menyelenggarakan event-event tersebut meski ada pembatasan anggaran dari pemerintah pusat.
Penyelenggaraan acara diharapkan dapat dijalankan dengan semangat kolaborasi serta membuka pintu seluas-luasnya kepada stakeholder, pihak swasta atau BUMN terkait guna menunjang fasilitas acara tersebut.
Kementerian Pariwisata, katanya, juga akan membantu mendorong acara tersebut dapat diselenggarakan. Namun terkait dengan event yang akan tergabung dengan KEN 2025, dari 110 hanya 10 sampai 15 event yang baru bisa mendapat dukungan kementerian.
Padahal ada sekitar 700 proposal event dari 38 daerah yang diajukan ke kementerian. Sayangnya, seluruh event itu harus mengikuti proses kurasi untuk disaring diambil yang terbaik dan dinilai dapat mendatangkan banyak wisatawan nasional maupun mancanegara, serta memutar roda perekonomian negara.
“Dari 110 event itu saat ini mungkin hanya 10 sampai 15 event saja yang baru kita bisa dukung sambil menunggu lagi kebijakan lebih lanjut dari pemerintah. Kalau sekiranya nanti kita diberikan anggaran tambahan tentunya 110 event ini kita akan dukung,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Vinsensius menyebut 10 sampai 15 event yang masuk menjadi bagian dari penyelenggaraan KEN 2025 itu kemungkinan bakal dilaunching pada awal bulan Maret 2025 atau bertepatan dengan memasuki bulan puasa.
Baca juga: Kemenpar tindaklanjuti pokja berantas pungli
Hal lain yang dia sampaikan adalah sektor pariwisata dapat sangat memberikan dampak pada pendapatan negara.
Baca juga: WNA berulah di Bali menjadi kekhawatiran bagi Kemenpar
“Kalau kita lihat dari statistik kami kan kerja sama dengan Litbang Kompas di tahun lalu dengan 109 event, itu sebenarnya perputaran uang itu sampai dengan Rp13,7 triliun. Jadi besar sekali dan itu bisa menggerakkan wisatawan nusantara hampir 8 juta. Jadi memang betapa besar dampak daripada event ini untuk pergerakan bisnis maupun pertumbuhan ekonomi terutama perputaran uang,” ujar Vinsensius.
Sebelumnya, disebutkan bahwa pagu anggaran untuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2025 ada sekitar Rp1,7 triliun. Namun, anggaran itu dibagi untuk kedua kementerian. Kementerian Pariwisata mendapat sekitar Rp1,4 triliun dan sekitar Rp279 miliar untuk Kementerian Ekonomi Kreatif.