Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memproyeksikan arus pemudik termasuk wisatawan yang menggunakan transportasi udara di musim libur Lebaran 2025 atau 1446 Hijriah naik 10 persen sebagai dampak diskon harga tiket pesawat.
Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Moh Faozal mengatakan meski kebijakan diskon harga tiket pesawat berlaku 1 Maret hingga 7 April 2025, namun periode penerbangan yang mendapatkan diskon hanya pada 24 Maret hingga 7 April 2025 atau berlaku selama 15 hari.
"Kita masih menunggu ya, karena kebijakan ini kan efektif pas mudik. Tapi proyeksi kita itu ada kenaikan 10 persen," ujarnya di Mataram, Rabu.
Menurut Faozal, proyeksi kenaikan arus penumpang menggunakan pesawat ini sama seperti pada tahun 2024. Begitu juga proyeksi kenaikan ini juga untuk pemudik yang menggunakan angkutan laut dan angkutan darat.
"Jadi sama kenaikannya baik transportasi darat, laut dan udara. Apalagi ada masa libur Hari Raya Idul Fitri," kata Faozal.
Namun demikian, kata Faozal, di antara pemudik ini adalah wisatawan yang memang memanfaatkan masa libur hari raya sekaligus mencari tempat liburan.
Baca juga: Pariwisata ramah muslim di kembangkan di NTB
"Jadi kita tidak hanya menghitung orang mudik tapi orang berwisata. Karena memang di antara pemudik itu ada wisatawan," terangnya.
Oleh karena itu, kebijakan diskon harga tiket pesawat secara otomatis juga berdampak pada arus kunjungan wisatawan ke NTB.
'Apalagi ada pembukaan rute baru pada 28 Maret 2025 ini Lombok-Pontianak. Rencananya terbang 4 kali seminggu. Pada tanggal 10 Pebruari 2025 juga sudah dibuka rute Lombok-Banjarmasin," kata Faozal.
Baca juga: Khazanah Ramadhan 1446 H digelar di NTB guna tingkatkan kegiatan ekonomi
Belum lagi dengan rute yang sudah ada seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali menjadi penumpang terbesar moda transportasi udara ke NTB.
"Jadi kehadiran rute baru atau penambahan penerbangan dari rute yang sudah ada itu bukan hanya soal pergerakan orang tetapi pariwisata," katanya.
Diketahui Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Pariwisata menargetkan jumlah kunjungan wisatawan baik ke Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa selama 2025 mencapai 2,5 juta orang.
"Kami menargetkan sama seperti tahun lalu 2,5 juta orang. Itu untuk memotivasi kami di pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.
Ia mengakui untuk mencapai jumlah kunjungan 2,5 juta orang wisatawan itu, tentu tidak mudah. Dibutuhkan sejumlah upaya, satu di antaranya langkah yang dilakukan adalah meluncurkan kalender kegiatan pariwisata selama 2025.
"Jadi kalender pariwisata ini menjadi acuan bagi para pelaku industri hotel dan biro perjalanan baik dari Indonesia dan NTB untuk menjual paket wisata ke NTB," ujarnya.
Menurut dia, sektor pariwisata harus digenjot di tengah efisiensi yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga sektor lainnya seperti pertanian, peternakan, transportasi dan lainnya mendapatkan multiplier effect.
"Ketika banyak kunjungan wisatawan ke NTB, maka sektor lainnya juga akan merasakan dampaknya," tegas Jamaluddin Malady.
Untuk memudahkan akses wisatawan ke NTB, pihaknya berharap pembukaan rute baru baik domestik maupun mancanegara. Termasuk, mempertahankan atau menambah penerbangan langsung yang sudah ada baik nasional maupun internasional negara.
"Ke depan kita usahakan ada penebangan dari Timur Tengah, khususnya Jeddah atau Madinah," katanya.
Wisatawan ke Lombok diperkirakan naik 10 persen dari diskon tiket pesawat

Aktivitas pergerakan pesawat di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid atau Bandara Lombok di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). (ANTARA/Nur Imansyah).