BI NTB kembangkan padi unggul Gamagora 7 di 250 hektare lahan

id Demplot Gamagora 7,BI NTB,Andhi Wahyu Riyadno,Nusa Tenggara Barat

BI NTB kembangkan padi unggul Gamagora 7 di 250 hektare lahan

Wakil Gubernur NTB, Hj Indah Dhamayanti Putri (tengah), melakukan tanam raya padi varietas Gamagora 7 di Kabupaten Lombok Tengah. (ANTARA/Wal)

Mataram (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mengambil langkah strategis untuk menekan inflasi pangan di wilayahnya dengan mengembangkan 250 hektare demplot padi varietas unggul Gamagora 7 yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

"Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus menstabilkan harga beras yang selama ini menjadi kontributor utama inflasi di NTB," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Andhi Wahyu Riyadno.

Ia menjelaskan bahwa intervensi pengendalian inflasi tak hanya difokuskan pada aspek hilir seperti distribusi dan pasar, tetapi juga menyasar sektor hulu, yaitu pertanian.

Melalui program tersebut, Bank Indonesia mendistribusikan benih unggul Gamagora 7 secara gratis kepada petani dan lembaga pendidikan berbasis pesantren yang memiliki lahan pertanian.

"Gamagora 7 ini dikenal sebagai bibit ‘amphibi’ karena mampu tumbuh baik di lahan kering maupun lahan basah. Dari hasil demplot uji coba di Lombok Tengah, produktivitasnya mencapai 10 ton per hektar, dua kali lipat dari rata-rata produktivitas padi yang biasanya hanya 5-6 ton per hektar," ujarnya.

Baca juga: BI NTB apresiasi responden survei berikan informasi berkualitas

Andhi menambahkan bahwa pengembangan varietas ini merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapi para petani saat ini, seperti kenaikan harga pupuk dan pengurangan subsidi dari pemerintah.

Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, BI NTB mendorong sistem tanam semi organik yang mengutamakan penggunaan pupuk organik.

"Ini alternatif pertanian berkelanjutan. Selain hemat biaya, hasil panen bisa digunakan kembali sebagai benih unggul, dan ini akan terus kami kontrol kualitasnya bersama UGM," ucapnya.

Varietas Gamagora 7 sendiri dikembangkan melalui kolaborasi antara Bank Indonesia dengan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Padi jenis ini tidak hanya unggul dari sisi hasil panen, tetapi juga tahan terhadap berbagai kondisi lahan dan lebih efisien dalam penggunaan input pertanian.

Baca juga: Dengan pertanian, Ekonomi NTB diprediksi tumbuh tinggi tanpa tambang

Andhi mengatakan program tersebut tidak semata-mata menyasar kelompok tani. BI NTB turut mendorong partisipasi pondok pesantren yang memiliki unit usaha pertanian, agar mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

"Kami tidak hanya menyasar kelompok tani, tapi juga pesantren yang punya lahan pertanian. Harapannya, mereka bisa memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri," katanya.

Langkah itu, menurutnya, dinilai sebagai pendekatan inklusif yang tidak hanya mengandalkan struktur pertanian formal, tetapi juga memberdayakan institusi pendidikan berbasis komunitas yang memiliki peran penting di pedesaan.

Diharapkan, pengembangan demplot Gamagora 7 di Nusa Tenggara Barat, akan menjadi model replikasi untuk daerah lain, serta mendorong terciptanya ekosistem pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing tinggi.

Baca juga: BI NTB proyeksikan kebutuhan uang mencapai Rp3,14 triliun selama Ramadan-Idul Fitri 2025
Baca juga: BI NTB kerja sama pengembangan perpustakaan dengan sejumlah mitra

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.