Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Nusa Tenggara Barat pada Mei 2025 sebesar 54,32 juta dolar AS yang didominasi penjualan tembaga keluar negeri dengan porsi mencapai 95 persen dari total nilai ekspor.
"Ekspor paling besar adalah komoditas tembaga hasil smelter. Bulan sebelumnya juga sudah ada ekspor tembaga," kata Kepala BPS NTB Wahyudin di Mataram, Selasa.
Komoditas tembaga mencatatkan nilai ekspor sebanyak 51,64 juta dolar AS atau setara 95,08 persen dari total nilai ekspor bulan Mei 2025. Sedangkan, nilai ekspor komoditas perhiasan dan permata berupa mutiara budidaya yang belum diolah berjumlah 1,82 juta dolar AS atau sekitar 3,36 persen.
Baca juga: Sebanyak 6.000 ton jagung dari Sumbawa diekspor ke Filipina
Nilai ekspor ikan dan udang Nusa Tenggara Barat sebanyak 647.335 dolar AS atau setara 1,19 persen; nilai ekspor komoditas garam, belerang, dan kapur sebesar 159.624 dolar AS atau sekitar 0,29 persen, dan nilai ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik berjumlah 19.646 dolar AS atau setara 0,04 persen.
"Ekspor NTB sudah mulai berkembang dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Pada Januari sampai Maret 2025 tidak ada ekspor (tambang), kemudian tahun lalu Oktober dan November tidak ada ekspor, Desember baru ada lagi ekspor sedikit," kata Wahyudin.
Lebih lanjut dia menyampaikan ekspor komoditas tambang yang terjadi tahun lalu merupakan produk konsentrat, sedangkan komoditas ekspor hasil tambang yang dikirim saat ini berupa tembaga merupakan produk industri dari fasilitas pemurnian dan pengolahan.
Baca juga: Mendagri siap bantu NTB agar diberi relaksasi ekspor konsentrat
Produk tembaga dikirim ke China, Korea Selatan, Taiwan, hingga Vietnam melalui pelabuhan muat Tanjung Perak di Surabaya, Jawa Timur.
"Smelter tetap dijalankan karena investasi cukup besar dan sekarang buktinya sudah ada ekspor tembaga selama dua bulan berturut pada April dan Mei 2025," kata Wahyudin.
Selama periode Januari hingga Mei 2025, nilai ekspor Nusa Tenggara Barat secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 92,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh tidak adanya ekspor barang tambang.
Baca juga: Ekspor komoditas tembaga di NTB alami tren kenaikan
Sedangkan Mei 2025, ekspor non tambang meningkat sebesar 877,45 persen secara tahunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya karena didorong adanya ekspor tembaga senilai 51,64 juta dolar AS.
"Kapasitas yang saat ini baru bisa dihasilkan oleh smelter adalah tembaga. Hasil smelter nanti ada emas, perak, dan barang-barang lainnya, itu belum bisa diolah oleh smelter. Jadi, (produksi barang olahan) secara bertahap," pungkas Wahyudin.