Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur PT Vale Indonesia Bernardus Irmanto menyampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan untuk berproduksi di Blok Bahodopi, Sulawesi Tengah dan penjualan 2,2 juta ton biji saprolite.
“Jadi, revisi RKAB 2025 itu sudah kami dapatkan untuk melakukan penjualan 2,2 juta ton biji saprolite,” ucap Anto, sapaan akrab Irmanto, dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Vale di Jakarta, Senin.
Sebanyak 2,2 juta ton biji saprolite tersebut merupakan hasil dari produksi Blok Bahodopi. Anto juga menyampaikan bahwa pengapalan perdana biji saprolite sudah dilakukan pada Sabtu (26/7) lalu.
Dengan demikian, hasil penjualan dari biji saprolite tersebut nantinya dilaporkan sebagai pemasukan perusahaan pada semester kedua tahun 2025, tak hanya dari Blok Sorowako saja
“Jadi, ada revenue tambahan yang dari Bahodopi. Itu juga menjadi tambahan yang sangat positif,” ucap Anto.
Baca juga: ESDM meminta perusahaan tambang ajukan RKAB baru pada Oktober
Menurut dia, pemasukan tambahan tersebut menjadi fondasi positif untuk perusahaan memulai kuartal ketiga 2025. Lebih lanjut, terkait dengan pengembangan smelter HPAL di Bahodopi, Head of Corporate Finance and Investor Relation Vale Indonesia Andaru Brahmono Adi sebelumnya menyampaikan bahwa Vale bermitra dengan GEM Co., Ltd dan masih membuka peluang kerja sama tambahan.
Baca juga: SKK Migas bidik minyak dari sumur rakyat
Sementara itu, proyek HPAL Sorowako juga telah menjalin kemitraan awal dengan Huayou, namun Vale tetap menjajaki potensi mitra baru.
“Sejauh ini memang kita sudah ada penjajakan, sudah berbicara dengan beberapa potensial. Tapi kita belum sampai ke level untuk penandatanganan,” kata Andaru.
