Mataram, 6/1 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat setuju batik khas NTB yang dirancang SMK Negeri 5 Kota Mataram bermotif kangkung karena merupakan salah satu maskot Pulau Lombok yang sudah dikenal di seluruh Indonesia.
"Dari beberapa motif yang ditawarkan kepada pemprov, motif kangkung menjadi pilihan karena merupakan corak yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di seluruh Indonesia," kata Kepala SMK Negeri 5 Mataram Tri Budi Ananto, di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan Pemprov NTB menunjuk SMK Negeri 5 Mataram sebagai perancang motif batik Sasak, Samawa Mbojo (Sasambo) yang merupakan batik khas NTB, sekaligus menjadikan sekolah ini sebagai sentra produksi.
Menurut dia penunjukan tersebut ada kaitannya dengan sumber daya manusia dan sarana pendukung untuk memproduksi batik yang dimiliki oleh SMK Negeri 5 Mataram.
"Beberapa sarana pendukung yang dimiliki di antaranya siswa yang mengambil jurusan kerajinan tekstil dan alat-alat produksi serta lahan sekolah yang cukup luas untuk menunjang kelancaran produksi batik khas NTB," katanya.
"Wakil Gubernur NTB H. Badrul Munir sepertinya tertarik dengan hasil karya tekstil para siswa sekolah ini. Buktinya beberapa waktu lalu dia membeli satu lembar kain tekstil itu dengan harga satu juta rupiah ," ujarnya.
Ananto mengatakan Pemprov NTB merencanakan peluncuran perdana batik khas NTB itu dilakukan pada pertengahan Februari 2010, sekaligus menetapkan SMK Negeri 5 Mataram sebagai pusat batik Sasambo.
Ia mengatakan berbagai bentuk persiapan untuk menyukseskan kegiatan akbar itu sudah dilakukan dengan menjalin koordinasi yang baik dengan Pemprov NTB dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram.
"Kami dipercaya oleh pemprov untuk merancang dan memproduksi batik khas NTB. Karena itu kami akan berupaya seoptimal mungkin menjaga kepercayaan itu karena dampaknya positif bagi perkembangan sekolah," ujarnya.
Menurut dia untuk memproduksi batik Sasambo dalam jumlah banyak dan memiliki kualitas yang bagus, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak di Yogyakarta untuk menyediakan beberapa alat produksi seperti alat pencetak motif batik dan warna.
Hal itu dilakukan karena Yogyakarta merupakan salah satu sentra batik nasional. Selain itu di NTB belum ada yang menjual peralatan membatik dengan kualitas bagus seperti yang ada di Pulau Jawa.
Menurut dia peralatan untuk memproduksi batik yang didatangkan dari Yogyakarta itu akan digunakan oleh sejumlah alumni SMK Negeri 5 Mataram yang direkrut sebagai tenaga kerja.
"Kami sudah menghubungi beberapa orang alumni untuk dipekerjakan menjadi karyawan di sekolah ini khusus untuk memproduksi batik Sasambo. Kalau sudah maju tentu alumni yang akan kita rekrut lebih banyak lagi," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, H. Heri Erpan Rayes, mengatakan pembentukan pusat batik NTB merupakan upaya melestarikan batik sebagai salah satu produk asli Indonesia.
Pusat batik NTB tersebut nantinya akan memproduksi batik Sasambo dalam jumlah banyak seiring dengan diberlakukannya wajib memakai batik di kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup Pemprov NTB.
"Seluruh PNS di lingkup Pemprov NTB diwajibkan memakai batik setiap hari Kamis yang akan dimulai pada Januari 2010, sebagai tindak lanjut dari pengumuman UNESCO (Badan PBB yang membidangi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) bahwa batik sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia atau produk asli Indonesia 2 Oktober 2009," katanya.(*)