UNICEF BANTU PEMPROV NTB IODISASI GARAM RAKYAT

id

        Mataram (ANTARA) - Lembaga PBB Urusan Anak-anak (Unicef) terlibat aktif membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam melakukan iodisasi garam rakyat yang tidak terserap industri garam yodium.
        "Bahkan Unicef bersedia membantu 100 unit 'handspray' (alat semprot tangan) untuk kelancaran proses iodisasi garam rakyat di NTB di tahun 2010," kata  Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan Pembangunan Sosial (PPS) Bappeda NTB, H. Manggaukang Raba, di Mataram, Sabtu.
        "Handspray" itu akan digunakan untuk menyemprotkan zat KIO3 ke dalam garam rakyat sehingga mengandung iodisasi atau membentuk garam yodium.
        Ia mengatakan, pemerintah tengah mengupayakan semua garam rakyat harus teriodisasi sebelum dikonsumsi masyarakat sehingga garam rakyat yang tidak terserap industri langsung diiodisasi di ladang atau di gudang penyimpanan.
        Pada 7 Nopember 2009, Pemprov NTB mencanangkan gerakan konsumsi garam beryodium generik demi pencapaian target 90 persen cakupan konsumsi garam iodisasi pada tahun 2010.  
        Pencanangan gerakan konsumsi garam beryodium generik yang terpusat di Kabupaten Lombok Timur, itu juga didukung oleh Unicef.        
       Garam beryodium generik merupakan garam rakyat yang tidak diserap industri sehingga diiodisasi langsung di ladang dan di gudang penyimpanan agar menjadi garam beryodium.
       Setelah diyodisasi, dikemas dalam karung berlabel garam beryodium generik mengandung 40 PPM Kalium Yodat.
       Selanjutnya garam beriodium generik itu dipasarkan hingga ke pelosok desa disertai pengawasan terhadap implementasi berbagai regulasi yang mengatur tentang garam beryodium.
       "Pencanangan garam beriodium generik itu merupakan bagian dari upaya peningkatan konsumsi garam beryodium hingga mencapai target yang diinginkan," ujarnya.
       Manggaukang mengatakan, cakupan konsumsi garam beryodium di wilayah NTB masih sangat mengkhawatirkan.
       Data versi Badan Pusat Stastistik (BPS), sampai tahun 2008 (data acuan sekarang), cakupan konsumsi garam yodium pada tingkat rumah tangga di wilayah NTB, baru 36,54 persen atau belum setengah dari target program pemerintah daerah (propeda).
       Meskipun, dalam lima tahun terakhir ini terjadi peningkatan konsumsi garam yodium yang cukup signifikan yakni meningkat dari 21,45 persen di tahun 2003 menjadi 30,39 persen di tahun 2006 dan meningkat menjadi 34 persen di tahun 2007 dan 36,5 persen di tahun 2008.
       Diperkirakan di tahun 2009 telah mencapai 40 persen, namun masih jauh dari target yang harus dicapai di akhir tahun 2010.
       Secara nasional rata-rata cakupan konsumsi garam yodium pada tingkat rumah tangga di wilayah NTB baru mencapai 64,3 persen, padahal di akhir tahun 2010 harus mencapai 90 persen.
       "Maka tidak ada pilihan lain bagi Pemprov NTB untuk tidak mempercepat peningkatan cakupan konsumsi garam beryodium itu agar mencapai target yang dikehendaki," ujarnya.
       Pencanangan gerakan konsumsi garam beryodium generik itu  merupakan salah satu strategi lain yang dikembangkan untuk meningkatkan cakupan konsumsi garam yang dikehendaki, tambah Manggaukang.(*)