Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan dari 154 desa dan kelurahan, sebanyak 34 desa tangguh bencana hingga 2023 telah terbentuk dan melampaui target yang telah direncanakan.
"Desa tangguh bencana itu tersebar di 12 kecamatan di Lombok Tengah," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf saat apel peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2024 bersama para nelayan serta aparat TNI-Polri di pelabuhan Awang, Desa Mertak di Praya, Jumat.
Ia mengatakan bencana tidak pernah diharapkan semua orang, tetapi mana kala datang semua pihak harus menangani dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena bencana bukan saja urusan pemerintah, tetapi tanggung jawab semua.
"Penanganan bencana itu tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat," katanya.
Baca juga: BPBD NTB targetkan 434 desa dan kelurahan jadi tangguh bencana
Dalam kesempatan itu, ia menceritakan kejadian tsunami yang pernah terjadi di Pelabuhan Awang pada 1977 dan gempa bumi 2018 yang mengakibatkan ribuan rumah rusak.
"Atas kejadian itu pemerintah daerah tetap siap melakukan penanganan," katanya.
Oleh karena itu, melalui kegiatan simulasi penanganan bencana ini diharapkan bisa meningkatkan kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi bencana alam baik itu banjir, gempa, tanah longsor maupun tsunami.
"Desa tangguh bencana ini dibentuk untuk mengurangi risiko dampak bencana yang terjadi," katanya.
Ia juga berharap masyarakat untuk tetap berpartisipasi dalam menjaga kesehatan lingkungan dengan cara tidak membuang sampah ke laut, tidak melakukan penebangan pohon, sehingga tidak terjadi bencana alam.
Pihaknya juga telah memasang alat peringatan terjadinya bencana gempa bumi maupun alat deteksi dini tsunami di wilayah pesisir pantai Lombok Tengah.
Baca juga: NTB menyiapkan desa tangguh bencana di lingkar KEK Mandalika
Baca juga: Konsepsi NTB melatih fasilitator Desa Tangguh Bencana