Sebanyak 47 desa tangguh bencana dibentuk di Lombok Tengah

id Destana ,NTB,Lombok Tengah ,BPBD,desa tangguh bencana

Sebanyak 47 desa tangguh bencana dibentuk di Lombok Tengah

Hujan yah terjadi di Lombok Tengah, Provinsi NTB, Kamis (28/11/2024) (ANTARA/Akhyar Rosidi)

Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat dari 154 desa/kelurahan telah terbentuk 47 Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak bencana alam yang terjadi di daerah setempat.

"Destana yang telah terbentuk di Lombok Tengah sebanyak 47 desa atau telah melampaui dari standar RPJMD yang telah ditentukan yakni 23 persen Destana harus terbentuk hingga 2024," kata Kepala BPBD Lombok Tengah Ridwan Maruf di Lombok Tengah, Jumat.

Ia mengatakan puluhan Destana tersebut tersebar di 12 kecamatan antara lain Praya, Jonggat, Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, dan Pringgarata.

"Pembentukan Destana itu lebih diprioritaskan di wilayah yang rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan tsunami," katanya.

Baca juga: 34 desa tangguh bencana terbentuk di Lombok Tengah

Ia mengatakan pembentukan Destana ini dilaksanakan secara bertahap, karena keterbatasan anggaran sehingga dari 154 desa itu baru 47 desa yang telah dibentuk Destana.

"Pemerintah pusat mengharapkan desa membentuk Destana," katanya.

Selain diharapkan membentuk Destana, kata dia, pemerintah daerah diharapkan bisa membentuk Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) dalam rangka mengantisipasi dampak bencana.

"Untuk Lombok Tengah belum terbentuk untuk Program Kencana, kami baru mulai dengan membentuk Destana," katanya.

Baca juga: Regenerasi relawan Destana tantangan penanganan bencana

Ia mengatakan pembentukan Destana maupun Kencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam yang terjadi, sehingga tidak harus menunggu bantuan dari pemerintah daerah.

"Program ini lebih kepada meningkatkan semangat gotong royong masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat dilatih untuk mengenali potensi bencana yang terjadi, sehingga mereka bisa melakukan antisipasi dan melakukan penanganan dampak bencana alam secara mandiri.

Keberadaan Destana itu juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah daerah terkait dengan bencana yang terjadi, sehingga lebih cepat dilakukan penanganan.

"Mereka diharapkan bisa menyelamatkan diri saat terjadi bencana," katanya.

Baca juga: BPBD NTB targetkan 434 desa dan kelurahan jadi tangguh bencana
Baca juga: NTB menyiapkan desa tangguh bencana di lingkar KEK Mandalika
Baca juga: Konsepsi NTB melatih fasilitator Desa Tangguh Bencana