Mataram, 19/2 (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM) H. Agusfian Wahab mengatakan sembilan mahasiswa yang terlibat tindakan anarkis saat unjuk rasa di kampus perguruan tinggi tersebut, Rabu (17/2), terancam dipecat.
"Kalau mereka terbukti bersalah dalam proses hukum nanti, akan dipecat," kata Wahab kepada wartawan ketika melaporkan tindakan anarkis sejumlah mahasiswa UMM itu di Mapolres Mataram, Jumat.
Ia melaporkan sembilan mahasiswa UMM yang ditengarai terlibat dalam unjuk rasa yang berbuntut tindakan anarkis melempari kaca jendela kampus hingga pecah.
Oknum mahasiswa UMM itu juga membakar replika keranda jenazah di jalan umum depan kampus UMM yang dapat dikatakan melakukan tindakan yang mengganggu ketertiban umum.
"Mereka juga mengkritik manajemen secara sepihak sehingga terkesan memalukan institusi sendiri di depan publik, sehingga pantas dikenakan sanksi tegas," ujar Wahab didampingi sejumlah Pembantu Rektor (PR) UMM.
Pada Rabu (17/2) lebih dari 30 mahasiswa UMM menggelar unjuk rasa di depan kampusnya sendiri yang terletak di jalan KH. Ahmad Dahlan, Nomor 1 Pagesangan, Kota Mataram, NTB.
Mahasiswa UMM itu melempari batu ke arah kampus hingga kaca jendela berukuran 1,5 x 1 meter pecah.
Mereka juga membakar replika keranda jenazah kemudian berjalan mengitari kobaran api sambil bernyanyi dan berorasi memprotes sikap manajemen UMM dalam penempatan jabatan Rektor dan PR I dan II.
Kelompok mahasiswa UMM itu berasal dari dewan perwakilan mahasiswa (DPM), badan eksekutif mahasiswa (BEM) dan Kordinator Komisariat IMM Fisipol.
Mereka mempersoalkan kualifikasi Rektor UMM H. Agusfian Wahab yang hanya bergelar sarjana (S1), yang semestinya minimal lulusan magister (S2).
Para mahasiswa UMM itu juga mempersoalkan jabatan PR I dan II di universitas itu yang menurut mereka tidak sesuai kualifikasi pendidikan.
Persoalan lainnya yang juga disoroti mahasiswa UMM adalah akreditasi sejumlah fakultas yang hingga kini belum jelas.
Aksi mahasiswa UMM yang dikoordinasikan oleh Mukhlis Suaib itu baru berakhir setelah Pembantu Rektor (PR) III H. Kamaludin menjelaskan upaya yang tengah ditempuh manajemen UMM terkait aspirasi kelompok mahasiswa tersebut.
"Akreditasi fakultas sedang diperjuangkan, kalau jabatan rektor hanya lulusan S1 masih dibolehkan di Universitas Muhammadiyah," kata Kamaludin yang berharap para mahasiswa pengunjuk rasa memahami substansi persoalan yang tengah dihadapi manajemen UMM.(*)