UNY BUAT CAMILAN KENTANG SEBAGAI PENAWAR RACUN

id

     Yogyakarta (ANTARA) - Tim Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta membuat camilan bergizi berbahan baku kentang (Solanum tuberosum L.) yang diberi nama "bola-bola kentang" memiliki potensi sebagai penawar racun dalam tubuh.

    

     "Kentang merupakan bahan makanan yang berpotensi menjadi penawar racun dalam tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia. Kentang mengandung berbagai vitamin dan mineral serta karotenoid dan polifenol," kata Koordinator Tim Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Laila Nurhayati di Yogyakarta, Sabtu.

     Menurut dia kentang ukuran sedang 150 gram dengan kulit memberikan 27 miligram vitamin C atau 45 persen dari nilai harian, 620 miligram potasium (18 persen), 0,2 miligram vitamin B6 (10 persen) dan melacak jumlah thiamin, riboflavin, folat, niacin, magnesium, fosfor, besi, dan seng.

     "Dalam penelitian kami melakukan percobaan menggunakan tiga sampel bahan kimia dengan tiga konsentrasi yang berbeda dan tiga keadaan kentang yang berbeda. Sampel bahan tambahan pangan (BTP) dalam penelitian itu adalah siklamat, natrium benzoat, dan monosodium glutamat," katanya.

     Ia mengatakan pemilihan sampel BTP berdasarkan fakta bahwa banyak ditemukannya makanan yang menggunakan BTP untuk dikonsumsi setiap hari, sedangkan untuk perbedaan konsentrasinya bertujuan untuk memperoleh data percobaan yang mendekati kebenaran mengenai daya serap kentang terhadap racun.

     "Perbedaan keadaan kentang dimaksudkan untuk memilih cara pengolahan kentang yang tepat digunakan sebagai penawar racun," kata mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas MIPA UNY itu.

     Menurut dia kentang mengandung mineral natrium dengan kadar alkalin yang cukup tinggi dan dapat berfungsi untuk meningkatkan pH yang terlalu asam di dalam tubuh.

     "Hal itu akan membuat aktivitas hati menjadi lebih baik, jaringan menjadi elastis, dan otot menjadi lentur. Selain itu, juga menghasilkan keluwesan tubuh dan berguna untuk proses peremajaan," katanya.

     Ia mengatakan kentang juga baik untuk pengobatan jantung dan pengobatan catarrhal (penyakit hidung tenggorokan yang menyebabkan hidung selalu beringus). Kandungan protease inhibitornya yang tinggi dapat menetralkan virus-virus tertentu dan menghambat serangan kanker.

     "Inhibitor yang diekstrak dari kentang mempunyai kemampuan sebagai aktivitas yang sangat kuat. Selain bagian isi, kulitnya juga cukup bermanfaat karena banyak mengandung asam klorogenik, yakni polifenol yang mencegah mutasi sel-sel yang mengarah pada kanker," katanya.

     Dalam hal ini kulit kentang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas yang merusak sel-sel yang akan mengarah pada sejumlah penyakit, termasuk kanker.

     Menurut dia kentang yang dibuat sop bermanfaat untuk pengobatan asam urat, ginjal, dan penyakit lambung. Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengganti mineral dalam sistem tubuh.

     Senyawa antioksidan yang terdapat pada kentang antara lain antosianin, asam klorogenat, dan asam askorbat. Antosianin merupakan senyawa organik yang memberikan pigmen pada tumbuhan.

     "Pigmen berwarna kuat yang larut dalam air itu adalah penyebab pada warna kentang. Antosianin bermanfaat untuk melindungi sel dari sinar ultraviolet dan berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menghambat oksidasi dari toksin," katanya.

     Ia mengatakan cara membuat "bola-bola kentang" adalah kentang dikukus kemudian dikupas dan dihaluskan. Selanjutnya ditambahkan sedikit mentega dan garam, kemudian diaduk hingga rata dan dibentuk seperti bola.

     Isi "bola-bola kentang" dibuat dengan cara memanaskan mentega, menumis bawang merah dan bawang putih hingga harum, ditambahkan garam, merica, serai. dan jahe secukupnya.

     "Selanjutnya memasukkan daging, wortel, dan kubis cincang diaduk hingga bumbu meresap. Angkat setelah masak kemudian memasukkan isi ke dalam bola kentang dan mengolesi bola kentang yang akan digoreng dengan kocokan telur, sedangkan yang tidak diolesi kocokan telur dikukus," katanya.

     Anggota Tim Mahasiswa Fakultas MIPA UNY adalah Maisel Priskila Sisilia dan Dwi Putri Erlinda. (*)