Petani jagung Dompu berpeluang raih Rp1 triliun

id Petani jagung di Dompu berpeluang raih Rp1 triliun

Petani jagung Dompu berpeluang raih Rp1 triliun

Petani jagung di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berpeluang meraih keuntungan kotor sebesar Rp1 triliun dari perjualan jagung di musim panen 2013/2014. (Bupati Dompu H Bambang M Yasin panen jagung )

"Harga jagung di Dompu lagi bagus, berkisar antara Rp2.500 sampai Rp3.200 per kilogram, sehingga jika hasil panen pada areal tanam seluas 35 ribu hektare terealisasi di akhir 2013 dan pertengahan 2014, maka petani akan meraih keuntungan kotor sebesar
Mataram (Antara Mataram) - Petani jagung di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berpeluang meraih keuntungan kotor sebesar Rp1 triliun dari perjualan jagung di musim panen 2013/2014.

"Harga jagung di Dompu lagi bagus, berkisar antara Rp2.500 sampai Rp3.200 per kilogram, sehingga jika hasil panen pada areal tanam seluas 35 ribu hektare terealisasi di akhir 2013 dan pertengahan 2014, maka petani akan meraih keuntungan kotor sebesar Rp1 triliun," kata Bupati Dompu H Bambang M Yasin, usai rapat koordinasi terpadu penyusunan rencana aksi pencegahan gangguan kamtibmas yang digelar Pemprov NTB, di Mataram, Senin.

Ia mengatakan, saat ini petani jagung di Dompu menggarap areal seluas 40 ribu hektare, yang mengalami peningkatan cukup signifikan dari musim tanam sebelumnya yang mencapai 25 ribu hektare sepanjang 2012.

Animo menanam jagung itu dilatarbelakangi oleh harga jual yang relatif baik, meskipun areal tanam jagung itu juga mencakup kawasan hutan kemasyarakatan (HKm) yang diproses kelompok pihak tertentu, yang menganggap peladangan liar di kawasan hutan.

"Memang ada kesan pemda biarkan peladangan liar, memang ada hutan yang dibabat yakni HKm, ada implementasi yang salah juga dalam program perluasan areal tanam jagung. Tapi kami siapkan 500 ribu pohon anakan pohon yang akan dibagi-bagikan agar masyarakat tanam di akhir dan awal tahun depan dengan pola tumpang sari," ujarnya.

Menurut Bambang, potensi produksi jagung rata-rata mencapai tujuh ton per hektare, meskipun di beberapa lokasi dapat memproduksi 8-12 ton per hektare.

Dengan demikian, jika produksi rata-rata tujuh ton per hektare, pada areal tanam seluas 35 ribu hektare maka akan dapat menghasilkan 280 ribu ton pipilan kering, dengan harga jual sebesar Rp2.500 hingga Rp3.200 per kilogram, maka keuntungan kotor yang diraih petani jagung Dompu dapat mencapai Rp1 triliun.

"Uang Rp1 trilun itu bisa diraih petani jagung Dompu, juga karena di Dompu sudah ada instalasi pengeringan jagung kapasitas 1.200 ton per hari. Belum lagi, gudang-gudang penyimpanan yang didukung fasilitas pengeringan," ujarnya.

Hanya saja, kata Bambang, petani jagung Dompu masih berkutat dengan masalah pupuk bersubsisi, yang ternyata akibat pola pembelian yang tidak mempertimbangkan waktu yang tepat.

Umumnya petani jagung di Dompu membeli pupuk bersubsidi saat membutuhkan pupuk itu, dan kebutuhan itu terjadi pada akhir tahun atau musim angin barat yang mempengaruhi kelancaran distribusi dari pabrik di Pulau Jawa ke Dompu, di wilayah NTB.

Apalagi, kuota pubpu bersubsidi untuk Kabupaten Dompu, relatif kurang dari total kebutuhan. Kuota pupuk untuk Dompu harusnya sebanyak 17.500 ton per tahun, namun yang dijatahkan hanya 12 ribu ton per tahun.

"Kalau kuota memang masalah tapi masih bisa ditanggulangi, karena pembelian pupuk bisa sampai tahun berikutnya. Jadwal pembelian pupuk yang seringkali tidak diperhatikan petani, butuh baru beli, padahal saat butuh musim angin barat sehingga distribusi terganggu. Itu sudah kami antisipasi dengan imbauan kepada petani," ujarnya.

Langkah antisipasi lainnya, tambah Bambang, yakni memindahkan gudang distributor pupuk bersubsidi ke lokasi yang lebih dekat dengan areal tanam jagung di Kabupaten Dompu.

Ia mengakui, Pemerintah Kabupaten Dompu, terus berupaya memotivasi petani untuk mengembangkan jagung secara berkelanjutan, karena daerah itu diandalkan sebagai salah satu daerah pendukung produsen jagung nasional.

Pemerintah Kabupaten Dompu bertekad memperluas areal tanam jagung secara signifikan agar dapat mengoptimalkan potensi produksi lebih dari 100 ribu ton.

Awalnya luas tanam hanya 6.500 hektare kemudian dikembangkan hingga menjadi 16.665 hektare di 2011 dan akan diperluas lagi menjadi 25 ribu hektare di musim tanam 2012, dan kini mencapai 35 ribu hektare lebih di sepanjang 2013.

Bupati Dompu periode 2010-2015 itu bertekad mengembangkan jagung hingga mampu menjadi salah satu daerah di wilayah NTB yang diandalkan menjadi sentra produksi jagung nasional secara berkelanjutan.

"Berbagai upaya kami lakukan untuk memotivasi petani demi pencapaian target produksi jagung100 ribu ton setiap tahun itu," ujarnya.

Ia menyebut upaya yang dilakukan antara lain memastikan ketersediaan lahan sesuai target luas areal tanam yang direncanakan, dan memastikan adanya petani yang melakukan usaha tani dan terorganisir dalam kelembagaan (kelompok) tani, serta memastikan dilakukannya penyiapan lahan dan pemagaran oleh petani.

Pemkab Dompu juga memfasilitasi penyediaan sumber pembiayaan bagi petani dan memastikan dukungan untuk membantu pelaksanaan administari perbankan berjalan lancar dan tepat waktu.

Selain itu, memastikan tersedianya benih dan saprodi di tingkat petani berupa kepastian penjadwalan dan pelaksanaan tahapan kegiatan tehnis, yang mencakup penyemprotan herbisida/pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, panen dan pascapanen.

"Upaya lainnya yakni memastikan terpenuhinya kualitas produksi jagung yang siap dipasarkan, dan memastikan tersedianya sarana dan prasarana penunjang. Untuk proses pascapanen (terpal, lantai jemur, drier dan gudang), tersedianya sarana transportasi, penimbangan yang baik dan teruji, dan tersedianya alat/bahan packing sesuai permintaan pasar," ujarnya.

Selanjutnya, memastikan adanya pasar (pembeli) produk jagung petani dengan harga pasar yang layak, memastikan dilakukannya pengembalian kredit oleh petani kepada bank yang telah menyalurkan kredit.

"Upaya lainnya yang juga penting yakni memotivasi petani untuk mengelola keuangan dan usaha secara rasional dan maju, dan memastikan semua target kegiatan berjalan sesuai rencana," ujarnya. (*)