Paris (ANTARA News) - UNESCO mengutuk penghancuran peninggalan kuno kota Palmyra di Suriah oleh ISIS yang disebutnya sebagai upaya mencabut manusia dari akarnya untuk lebih mudah memperbudaknya.
"Penghancuran benda-benda bersejarah situs Palmyra terbaru ini menunjukkan kebrutalan dan ketakpedulian kelompok ekstremis ini serta ketidakhormatan mereka kepada masyarakat setempat dan rakyat Suriah," kata Irina Bokova, Direktur Jenderal UNESCO.
Di antara benda bersejarah yang dihancurkan adalah Patung Singa Athena yang dihancurkan Sabtu lalu.
Patung ini ditemukan pada 1977 oleh misi arkeologis Polandia di Kuil Al-Lat, dewa Arab pra-Islam dari abad pertama Sebelum Masehi.
Bokova juga mengungkapkan kemarahannya atas penghancuran makam kuno Palmyra yang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO, pada 21 Mei lalu oleh ISIS.
"Penghancuran oleh mereka adalah upaya baru memutus kaitan antara manusia dengan sejarahnya, untuk mencabut manusia dari akar budayanya agar bisa lebih bebas memperbudak manusia," kata Bokova.
Dia mendesak aksi untuk melawan "manipulasi agama", demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Berita Terkait
Anak-anak WNI eks ISIS terlantar, Mahfud: Silakan lapor
Rabu, 12 Februari 2020 13:14
Finlandia berupaya memulangkan anak-anak ISIS dari Suriah 'segera'
Selasa, 17 Desember 2019 19:09
Baghdadi dikuburkan di laut dengan upacara Islam, kata pejabat AS
Rabu, 30 Oktober 2019 18:30
Bom mobil meledak di penjara ISIS di Suriah
Sabtu, 12 Oktober 2019 19:19
Turki akan tanggung jawab atas tahanan ISIS di 'zona aman' Suriah
Jumat, 11 Oktober 2019 9:57
Suriah rebut kembali Hasakeh dari ISIS
Selasa, 30 Juni 2015 16:37
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37