Wali Kota Mataram meminta Dinkes lakukan pencegahan kasus DBD

id dbd,mataram,dinkes

Wali Kota Mataram meminta Dinkes lakukan pencegahan kasus DBD

Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh meminta Dinas Kesehatan setempat, segera mengambil langkah-langkah pencegahan kasus demam berdarah dengue (DBD) agar jumlah kasus DBD yang sudah mencapai di atas 100, bisa ditekan.

"Saya segera koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes), camat dan lurah agar bisa bersinergi melakukan upaya antisipasi kasus DBD," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan wali kota menyikapi data dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang menyebutkan Kota Mataram berada pada peringkat kedua se-NTB untuk kasus demam berdarah.

Menurut wali kota, kasus DBD di Mataram memang ada siklusnya, dan pemerintah kota melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait telah melakukan berbagai upaya antisipasi salah satunya melalui kegiatan pengasapan atau "fogging" pada titik-titik rawan berkembangbiaknya nyamuk DBD.

Namun demikian, masyarakat tidak bisa mengandalkan pada upaya yang dilakukan pemerintah, tetapi partisipasi masyarakat perlu digerakkan.

"Karena itu, masyarakat kita imbau agar aktif melakukan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar. Baik di dalam maupun di luar rumah, agar bersih dari genangan air yang menjadi potensi tempat berkembang biak jentik nyamuk DBD," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya menyebutkan, berdasarkan data tanggal 13 Februari 2020, kasus DBD di Mataram tercatat 121 kasus.

Dari 121 kasus itu, 82 dinyatakan positif sementara sisanya diduga dan menyerupai. Kasus DBD tahun ini diprediksi akan terus meningkat hingga bulan Maret seiring dengan perubahan cuaca.

Oleh karena itu, berbagai kegiatan penanganan DBD terus digencarkan dan dioptimalkan pada kelurahan yang memiliki jumlah kasus DBD terbanyak dengan melibatkan aparat di kelurahan dan lingkungan.

"Peran serta kepala lingkungan untuk menggerakkan warganya melakukan upaya pembersihan dan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sangat penting," katanya.

Selain itu, pihaknya setiap hari melakukan kegiatan pengasapan atau "fogging" fokus pada kelurahan yang warganya positif terjangkit DBD.

"Setiap hari kalau tidak hujan, pengasapan kami lakukan pagi dan sore. Hari ini saja kami melakukan pengasapan di tempat lokasi di wilayah Cakranegara," katanya.

Di samping itu, kegiatan penyuluhan tentang gerakan 3M plus (menguras bak air, menutup dan mengubur barang bekas), plus melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digalakkan.

Selain itu, dilaksanakan juga pemberian bubuk abate kepada semua masyarakat untuk ditaruh pada wadah penampungan air guna mencegah adanya jentik nyamuk. Dinkes juga tetap aktif melakukan berbagai upaya antisipasi melalui sosialisasi dan penyuluhan PHBS dengan menggunakan mobil keliling.

"Dari upaya itu, PSN menjadi gerakan paling efektif karena mampu memusnahkan jentik nyamuk. Kalau pengasapan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya akan tetap berkembang biak," ujarnya.