Anak putus sekolah dan suami stroke, Sumiati warga Sumbawa Barat harus banting tulang jadi tukang cuci keliling

id Banting tulang,Cuci keliling,Jereweh,KSB

Anak putus sekolah dan suami stroke, Sumiati warga Sumbawa Barat harus banting tulang jadi tukang cuci keliling

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memberikan bantuan satu mesin cuci kepada seorang wanita di Desa Belo Kecamatan Jereweh, Sumiati (45), Rabu (11/3).

“Saya dapat segitu tapi capek sekali mas, belum lagi urusi anak dan suami saya yang menderita stroke,” katanya.
Taliwang (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memberikan bantuan satu mesin cuci kepada seorang wanita di Desa Belo Kecamatan Jereweh, Sumiati (45), Rabu (11/3).

Wakil Kepala Baznas KSB, Mancawari, yang terjun langsung memberikan bantuan kepada Sumiati di Kantor Desa Belo, Rabu, mengatakan, bantuan yang diberikan Baznas kepada Sumiati ini semoga dapat bermanfaat bagi kehidupannya ke depan.

“Bantuan ini sesuai dengan pekerjaan ibu Sumiati sehari-hari, semoga dengan bantuan ini usaha dan kerjaannya semakin besar dan meningkatkan ekonomi keluarga dan dapat menyekolahkan anak-anaknya,” katanya.

Bantuan yang diberikan Baznas adalah satu unit mesin cuci, sabun cuci, pengharum pakaian dan lengkap dengan setrikanya. Baznas juga memberikan sejumlah uang agar Sumiati dapat langsung menjalankan bisnis laundry-nya.

Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Belo, Rustam Efendy, mengucapkan banyak terimakasih kepada Baznas yang telah memberikan bantuan moril dan materi kepada warga Desa Belo, dengan harapan bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk kelangsungan hidup Sumiati.

“Terima kasih Baznas dan pemerintah daerah atas bantuannya ini. Saya berharap bantuan ini digunakan semaksimal mungkin untuk usaha,” harapnya.

Sumiati adalah salah satu warga tidak mampu di Desa Belo yang sehari-hari menjadi tukang cuci keliling. Dalam satu bulan Sumiati mendapat penghasilan sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000, namun pendapatan sebesar itu belum cukup jika dibandingkan dengan tanggungannya untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

“Saya dapat segitu tapi capek sekali mas, belum lagi urusi anak dan suami saya yang menderita stroke,” katanya.

Sumiati memiliki empat orang anak yang masih kecil-kecil, anak pertamanya menempuh pendidikan di pesantren Desa Sapugara Kecamatan Brang Rea, tetapi karena kendala biaya akhirnya sang anak putus sekolah. 

Sementara anak kedua  masih duduk dibangku kelas IV Sekolah Dasar, anak ketiga di taman Kanak-kanan dan keempat belum sekolah.

“Saya mengucapakan banyak terimakasih atas bantuan ini, semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi saya dan keluarga ke depannya,” katanya.

Mesin cuci nantinya akan digunakan untuk memulai membuka usaha laundry di rumahnya, dengan begitu pekerjaan nya sedikit ringan dibandingkan sebelumnya mencuci dengan menggunakan tangan yang membutuhkan tenaga ekstra.