Mataram (ANTARA) - Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat mendapat tawaran dari salah satu perusahaan untuk memproduksi tepung cabai guna meningkatkan nilai ekonomi komoditas itu.
Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Nusa Tenggara Barat (NTB) Mahmud Razaq di Mataram, Jumat, mengatakan, pihaknya ditawari untuk bekerja sama memproduksi tepung cabai oleh satu perusahaan makanan di daerah ini, namun belum berani menerima karena alasan teknis.
"Kami ditawari oleh salah satu perusahaan makanan, tetapi belum tahu spesifikasi cabai di NTB baik dari skala produksi maupun standar kualitas untuk menjadi tepung seperti apa. Perlu dipelajari lebih lanjut," ujarnya.
Mahmud enggan menyebutkan nama dan asal perusahaan yang memberi tawaran. Namun demikian, hasrat perusahaan itu untuk membantu mengolah cabai menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi berupa tepung cukup tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan keberanian perusahaan itu melakukan survei awal dan menanyakan secara langsung kontinuitas produksi cabai yang dihasilkan petani di NTB setiap tahun.
"Perusahaan itu minta data produksi dan kontinuitasnya. Ini yang kami perlukan, belum tahu persis berapa rata-rata produksi cabai setiap tahun dan berapa kelebihan produksi," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya juga mungkin akan membahas peluang pabrikasi cabai di daerah, terutama jika berafiliasi dengan perusahaan daerah yakni PT Gerbang NTB Emas (GNE).
Menurut dia, banyak petani di NTB yang membudidayakan komoditas cabai. Namun, dalam kondisi kelebihan produksi, posisi tawarnya sering tidak menguntungkan petani. Sebaliknya dalam kondisi petani tidak melakukan penanaman, komoditas itu sering memicu inflasi karena fluktuasi harga di pasaran yang cenderung ekstrem.
Mahmud memandang usaha apapun yang dilakukan di NTB, peran dan fungsi integrasi koperasi harus terus didorong. Demikian juga dengan pelaku yang kebanyakan anggota koperasi. Tetapi, tidak jarang usaha koperasi dan anggota terbentur pada persoalan bahan baku dan aspek pasar.
Untuk itu, pihaknya akan membentuk Cooperatif Comersial Center (3C) yang berfungsi memasukkan program secara terintegrasi, memberikan informasi permodalan, produksi komoditi, dan peluang pasar.
"Kami akan bentuk 3C setelah Hari Koperasi. Wadah itu serta masuknya tawaran dari perusahaan pabrikasi komoditas, akan membuka peluang pasar yang masih belum bisa ditembus oleh pelaku usaha," kata Mahmud.(*)
