NTB VERIFIKASI PETA POPULASI PENULARAN HIV/AIDS

id

          Mataram,  (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tengah melakukan verifikasi peta populasi kunci penularan penyakit HIV/AIDS berdasarkan hasil pendataan pusat layanan medis dam lembaga swadaya masyarakat.

         "Kegiatan verifikasi itu telah diawali dengan rapat koordinasi dengan para pihak di Kantor Gubernur NTB, Sabtu (16/10)," kata Juru Bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. Lalu Moh. Faozal, di Mataram (17/10).

         Ia mengatakan, untuk tahap awal kegiatan pemetaan dilakukan di tiga daerah otonom yakni Kota Mataram yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat, dan Lombok Tengah serta Kabupaten Lomok Timur.

         Lokasi yang menjadi sasaran pemetaan populasi kunci penularan HIV/AIDS itu yakni komunitas pengguna jarum suntik (penasun), lokalisasi wanita pekerja seks (WPS), laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL).

         Para pihak yang melakukan pemetaan yakni paramedis di berbagai pusat pelayanan dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli HIV/AIDS.

         Hasilnya, orang dengan HIV/AIDS (Odha) di Kota Mataram yang penularannya melalui  jarum suntik terdata sebanyak 77 orang yang berdomisili di Kecamatan Ampenan, Mataram dan Cakranegara.

         Penularan HIV/AIDS melalui WPS di Kota Mataram terdata sebanyak 205 orang yang menyebar di empat kecamatan, waria 39 orang di dua kecamatan dan LSL sebanyak 188 orang yang menyebar di tiga kecamatan.

         Hasil pemetaan di Kabupaten Lombok Barat, penularan melalui jarum suntik sebanyak 18 orang yang berdomisili di Kecamatan Batulayar, WPS sebanyak 380 orang di Kecamatan Batulayar dan Lebar, waria 24 orang di Batulayar dan Kediri, dan LSL 29 orang di Batulayar dan Narmada.

         Hasil pemetaan di Kabupaten Lombok Tengah, penularan melalui jarum suntik tidak ada, WPS sebanyak 38 orang yang menyebar di 11 kecamatan, waria sebanyak 20 orang di sembilan kecamatan, dan LSL 12 orang yang menyebar di enam kecamatan.

         Sementara hasil pemetaan di Kabupaten Lombok Timur, penularan melalui jarum suntik sebanyak 203 orang yang berdomisili di 10 kecamatan, WPS sebanyak 92 orang yang menyebar di 11 kecamatan, waria sebanyak 59 orang di sembilan kecamatan, dan LSL tidak ada.

         "Hasil pemetaan itu kemudian diverifikasi untuk memudahkan lokasi yang harus terus dipantau dan ditindaklanjuti agar mengurangi tingkat penularan virus berbahaya itu," ujarnya.

         Faozal mengatakan, berdasarkan data versi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTB, kasus HIV/AIDS di wilayah NTB dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai 370 kasus sampai posisi September 2010.

         Pengidap HIV di tahun 2006 sebanyak 15 orang dan AIDS sebanyak 36 orang, meningkat menjadi 21 orang pengidap HIV dan 57 orang AIDS di tahun 2007.

         Di tahun 2008, pengidap HIV terdata sebanyak 137orang dan pengidap AIDS bertambah menjadi 83 orang, termasuk enam orang yang semula hanya terindikasi mengidap HIV. 

    Di Tahun 2009, pengidap HIV/AIDS terdata sebanyak 289 orang termasuk enam 70 orang yang meninggal dunia.

         Kini, pengidap HIV/AIDS telah mencapai 370 orang, terdiri dari pengidap AIDS sebanyak 160 orang dan pengidap HIV sebanyak 160.

         Dari 160 orang pengidap AIDS itu, sebanyak 99 orang diantaranya sudah meninggal dunia, sisanya 61 orang masih hidup namun kondisi tubuhnya terus melemah.

         Pengidap HIV/AIDS di wilayah NTB terbanyak berusia 25-29 tahun kemudian usia 30-34 tahun dan usia 20-24 tahun.

         Para pengidap HIV/AIDS itu terbanyak berdomisili di Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB kemudian Kabupaten Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Dompu, Kabupaten Bima dan Kota Bima.(*)