Mataram (ANTARA) - Gangguan yang terjadi di Pembangkit Listrik Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker pada Kamis (15/10), berdampak pada terjadinya pemadaman di beberapa daerah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini.
Manager PLN Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Dony Noor Gustiarsyah, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kejadian tersebut.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat. Fokus utama kami saat ini adalah perbaikan di PLTMGU Lombok Peaker," kata Dony.
Gangguan di PLTMGU Lombok Peaker terindikasi pada sistem kontrol dan monitoring engine, yang memicu sistem proteksi bekerja.
"Jadi, sistem pembangkit memiliki sistem proteksi yang bertujuan untuk melindungi dan mencegah terjadinya dampak yang lebih luas," ujar Dony.
Dampak yang lebih luas yang dimaksud misalkan kebakaran, gangguan pada engine yang bisa berakibat lebih fatal, dan lain lain.
"Gangguan awal, kami telah menemukan penyebab gangguannya. Kami langsung mendatangkan material dari Jakarta dan melakukan penggantian," jelas Dony.
Saat ini, PLN beserta tim tengah melaksanakan _general inspection_ pada seluruh peralatan yang terindikasi atau yang memungkinan terdampak dari gangguan tersebut.
"Kami harus memastikan seluruh peralatan dalam kondisi aman sebelum dioperasikan," ucapnya pula.
Direncanakan, "general inspection" akan selesai dilakukan pada Minggu, 18 Oktober 2020. Apabila kondisi peralatan telah dipastikan aman, diharapkan PLTMGU Lombok Peaker dapat kembali masuk ke dalam sistem kelistrikan Lombok pada Senin, 19 Oktober 2020.
PLTMGU Lombok Peaker sendiri adalah pembangkit terbesar yang merupakan backbone utama sistem kelistrikan Lombok. Dengan kapasitas 98,7 MW, PLTMG Lombok Peaker menyuplai 38% kebutuhan pembangkit di Lombok, pada saat beban puncak malam, yaitu sebesar 255 MW.
"Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat. Semoga sistem kelistrikan Lombok kembali normal sesegera mungkin," kata Dony.