London (ANTARA) - KBRI Tunis berhasil mengevakuasi sebanyak 32 orang TKI yang bekerja di kediaman beberapa pejabat pemerintahan Tunisia dan berhasil dipulangkan menyusul terjadinya kerusuhan sosial pasca peralihan kekuasaan di negara tersebut.
Ke 32 WNI kembali ke tanah air bersama dua pejabat Direktorat Perlindungan Warga negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, ujar Sekretaris Ketiga Pensosbud KBRI Tunisia Sugiri Suparwan kepada koresponden Antara London, Kamis.
Herry Purnomo, TKI yang berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah, mewakili para TKI mengungkapkan rasa haru dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dubes RI dan staf KBRI Tunis.
Dia sangat menghargai upaya yang dilakukan semua pihak untuk menyelamatkan para TKI saat terjadi kerusuhan bersenjata beberapa waktu yang lalu.
Dikatakannya bahwa staf KBRI bahkan berani mengambil tindakan yang beresiko membahayakan keselamatan mereka sendiri demi menyelamatkan sesama warga Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI mengutus dua pejabat Direktorat Perlindungan WNI/Badan Hukum Indonesia Adi Dzulfuat, dan Nurhasanah Arumsari Sihombing untuk menjemput para TKI yang akan dipulangkan tersebut.
Adi Dzulfuat dan Nurhasanah Arumsari Sihombing menyatakan penghargaannya atas langkah-langkah cepat dan berani yang diambil oleh KBRI Tunis dalam mengupayakan perlindungan kepada WNI di tengah situasi darurat di Tunisia.
Dzulfuat mengungkapkan ia dapat melihat para TKI merasa betah selama masa penampungan di Wisma Duta maupun di KBRI Tunis. Hal ini dikatakannya menandakan bahwa WNI dapat merasakan KBRI dan Wisma Duta sebagai rumah bagi mereka di luar negeri.
Duta Besar RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said, dalam sambutannya pada acara pelepasan 32 WNI tersebut, menyampaikan penghargaannya akan keseriusan dan tindakan responsif Direktorat PWNI/BHI yang dalam waktu kurang lebih satu minggu telah mengirimkan dua utusannya ke Tunisia.
Dubes mengungkapkan adalah tugas Pemerintah untuk melindungi semua WNI yang berada di luar negeri, yang saat ini berjumlah sekitar 10 juta orang, legal maupun illegal.
Dubes berpesan agar apa yang terjadi dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi semua TKI, dan menjadi bekal bagi mereka sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri. "Saya katakan, ingatlah akan lagu Rhoma Irama, `Cukup Sekali`, dan bahwa hujan batu di negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri orang," ujar Dubes.
Dubes Ibnu Said mengharapkan para TKI bersabar dan giat mencari peluang dan bekerja di tanah air, meskipun penghasilan yang lebih baik daripada apa yang di tawarkan di luar negeri, apalagi untuk bekerja di luar negeri, TKI harus berpisah dengan istri, suami ataupun anaknya.
Belum lagi terkadang terjadi tindakan kasar dan perlakuan yang tidak baik untuk itu Dubes Ibnu Said berpesan agar pengalamn ini dapat menjadi pelajran bagi setiap TKI sebelum memutuskan menerima tawaran bekerja di luar negeri.
KBRI Tunis membekali para TKI tersebut dengan uang saku sekedarnya untuk dapat dimanfaatkan selama dalam perjalanan. Selama dalam perlindungan KBRI Tunis, TKI diberikan pengenalan komputer dan internet, serta beberapa latihan keterampilan lainnya.
Rombongan bertolak dari Tunis pada pukul 14:30 waktu setempat (20:30 WIB) dengan menggunakan penerbangan Emirate EK-748 menuju Dubai, kemudian Jakarta dengan pesawat Emirate EK-356 dan akan sampai di Indonesia esok hari, 27 Januari sekitar pukul 15:45 WIB. (*)