LANUD REMBIGA DUKUNG KELANCARAN SEKOLAH PENERBANGAN LOMBOK

id

     Mataram, 3/3 (ANTARA) - Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Rembiga Letkol Penerbang (Pnb) Antariksa Andono, mengatakan, pihaknya mendukung kelancaran operasional sekolah penerbangan Lombok Institute Flaying Teknologi (LIFT).
     "Kami dukung sepenuhnya kelancaran operasional sekolah penerbangan di Lombok itu, karena berkaitan dengan upaya pemberdayaan potensi daerah," kata Antariksa, usai mendampingi pengusaha asal Hongkong Edmond Fang, menemui Wakil Gubernur (Wagub) NTB H. Badrul Munir, di Mataram, Kamis.
     Edmond bersama Wakil Sekjen Federasi Aeromodelling Seluruh Indonesia (FASI) Cheppy Nasution, dan Kepala Sekolah Lombok Institute Flaying Teknologi (LIFT) Sulistio, menemui Wagub NTB untuk menyampaikan rencana membuka sekolah penerbangan di Lombok.
     Edmond Tang selaku Komisaris Utama LIFT telah menjalin kerja sama dengan pengusaha Indonesia untuk membentuk sekolah penerbangan LIFT. LIFT merupakan salah satu bentuk usaha Penanaman Modal Asing (PMA) yang kepemilikan sahamnya sebanyak 51 persen milik pengusaha Indonesia dan 49 persen milik konsorsium pengusaha Hongkong yakni Castel Mark Limited.
     Direncanakan, April mendatang, manajemen LIFT melakukan 'soft lounching' sekolah penerbangan itu, di Mataram. Lokasinya direncanakan di kawasan Bandara Selaparang Mataram.
     Antariksa menyebut peran TNI AU di Lanud Rembiga untuk kelancaran operasional LIFT antara lain pembentukan disiplin pilot, yang mengacu kepada konsep pertahanan keamanan di udara.
     "Kami bisa membantu membentuk disiplin calon-calon pilot yang dididik di sekolah penerbangan Lombok itu. Kami pun siap mengawasi aktivitas sekolah penerbangan tersebut," ujarnya.
     TNI AU, kata Antariksa, sangat mendukung kelancaran operasional LIFT sesuai tugas pokok dan fungsi Lanud Rembiga.
     Sementara itu, General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram  I Ketut Erdi Nuka, mengatakan, pihaknya sudah pernah ditemui pengelola LIFT untuk mengkoordinasikan pemanfaatan Bandara Selaparang sebagai lokasi pelatihan siswa penerbangan.
     "Memang sudah pernah ada yang datang, Pak Edmond dan Cheppy telah datang untuk membicarakan pemanfaatan areal Bandara Selaparang. Kami juga sudah diskusikan banyak hal namun belum ada kesepakatan," ujarnya.
     Menurut Erdi, jika manajemen LIFT akan menggunakan sebagian areal Bandara Selaparang untuk kepentingan sekolah penerbangan itu, maka harus ada kejelasan profit yang diterima PT Angkasa Pura I.
     Luas kawasan Bandara Selaparang Mataram mencapai 69 hektare lebih, setengah bagiannya merupakan "Air Set" yang terdiri dari landasan pacu dan areal pendukungnya. (*/Devi)