Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat memastikan stok vaksin COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun tersedia agar kegiatan vaksinasi bagi mereka terlayani sesuai target yang ditetapkan.
"Kita tidak ingin kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun ini terhenti di tengah jalan hanya karena stok vaksin kosong," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Usman Hadi usai menghadiri pencanangan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di SDN 34 Cakranegara di Mataram, Selasa.
Usai menghadiri pencanangan vaksinasi usia 6-11 tahun, dilanjutkan dengan pemantauan di Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN) 1 Mataram mendampingi Wakil Wali Kota Mataram TGH Mujiburrahman bersama pejabat lainnya.
Usman mengatakan dengan telah dicanangkannya vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Mataram hari ini, pemerintah pusat maupun provinsi harus memberikan atensi terhadap pengiriman dosis vaksin sesuai target sasaran.
Untuk target sasaran anak usia 6-11 tahun di Kota Mataram, lanjutnya, berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram tercatat sebanyak 51.400 anak lebih.
"Karena itu, mulai hari ini layanan vaksinasi di sekolah akan kami laksanakan setiap hari dengan melibatkan tim medis dari 11 Puskesmas di wilayah masing-masing," katanya.
Satu tim medis, kata Usman, beranggotakan enam orang terdiri atas vaksinator, perawat petugas skrining dan petugas teknis yang memasukkan data siswa yang sudah divaksin.
"Targetnya setelah vaksinasi anak usia 6-11 tahun, Disdik bisa menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh. Kasihan anak-anak terlalu lama belajar daring (dalam jaringan)," katanya.
Menyinggung stok vaksin yang ada saat ini, Usman mengakui sebanyak 5.000 dosis vaksin jenis Sinovac yang diberikan pekan lalu sudah hampir habis.
"Tapi, kami sudah mengusulkan pengiriman lagi. Semoga hari ini atau besok bisa kita terima agar vaksinasi anak bisa terus berjalan," katanya.
Lebih lanjut, Usman menilai pencanangan vaksinasi anak usia 6-11 tahun hari ini termasuk sukses, karena antusiasme siswa cukup tinggi, dan orang tua serta sekolah yang memberikan semangat serta dukungan sangat baik.
"Anak yang sudah divaksin, tidak menjamin tidak terserang. Tapi, saat kena mereka sudah ada antibodi, sehingga efeknya tidak terlalu berat dibanding anak tidak divaksin," katanya.
Berita Terkait
Rwanda memulai uji klinis vaksin untuk virus Marburg
Jumat, 4 Oktober 2024 5:55
Indonesia lakukan tiga uji vaksin TBC
Kamis, 26 September 2024 11:06
Vaksin mpox MVA-BN jadi pertama masuk prakualifikasi WHO
Sabtu, 14 September 2024 7:00
Republik Demokratik Kongo terima 50.000 dosis vaksin mpox
Kamis, 12 September 2024 7:01
Vaksin hepatitis C dikembangkan lewat kerja sama multi disiplin
Kamis, 5 September 2024 20:36
Dinkes Mataram lanjutkan layanan imunisasi polio tahap dua di puskesmas
Selasa, 3 September 2024 13:57
Vaksin polio didistribusikan ke Ramallah
Senin, 26 Agustus 2024 8:23
Vaksinolog paparkan pentingnya vaksin dewasa
Senin, 26 Agustus 2024 5:05