UMKM NTB mengekspor pangan olahan berbasis sorgum ke tujuh negara

id UMKM Sorgum,Pasar Ekspor,Beras Sorgum

UMKM NTB mengekspor pangan olahan berbasis sorgum ke tujuh negara

Nur Rahmi Yanti (kiri empat), pelaku UMKM dari Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dalam acara pelepasan ekspor pangan olahan berbasis sorgum di Desa Santong, Lombok Utara, Sabtu (22/1/2022). ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Mataram (ANTARA) - Nur Rahmi Yanti salah seorang pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Mataram Nusa Tenggara Barat, berhasil mengekspor produk pangan olahan berbasis sorgum ke tujuh negara sejak pandemi COVID-19 pada 2020 hingga saat ini.

"Saya mulai mengekspor kue dari bahan baku sorgum sejak 2020, awalnya ke Singapura, Belanda dan Tiongkok sebanyak 1.000 pieces dengan nilai yang masih relatif kecil, hanya Rp20 juta," kata Nur Rahmi Yanti, di Mataram, Minggu.

Kemudian pada 2021, kata dia, permintaan datang dari mitra bisnis di Turki dan Dubai (Uni Emirat Arab). Total nilai ekspor sebesar Rp40 juta atau naik 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pasar ekspor, lanjut Yanti, kembali bertambah pada awal 2022. Dua negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia dan Timor Leste menjadi tujuan pengiriman barang senilai Rp700 juta.

"Pelepasan ekspornya digelar di Desa Santong, Lombok Utara, Sabtu (22/1). Ini ekspor yang paling besar sejak saya mulai mengirim ke luar negeri," ujarnya.

Ia mengaku bisa mengirim produknya ke luar negeri karena ada pembeli yang langsung datang ke tempatnya. Ada juga hasild dari pemasaran secara daring melalui berbagai aplikasi pemasaran produk berbasis internet.

"Saya juga memanfaatkan Shopee market place online dan offline, di samping ada juga pembeli dari luar negeri yang datang langsung ke sini," ucap perempuan pemilik merek dagang Yant Shorgum Healthy itu.

Selain pasar luar negeri, Yanti juga melayani mitra bisnis dari berbagai daerah, seperti Medan, Pekanbaru, Jakarta, Surabaya, Malang dan Bali. Di samping memasarkan di dalam daerah sendiri.

Produk pangan olahan berbasis sorgum yang dipasarkan di dalam daerah, yakni beragam jenis kue, beras sorgum, tepung sorgum, dan gula sorgum.

"Saya memasarkan ke beberapa hotel dan restoran. Ada juga ke toko kue dan toko penjual bahan kue di Kota Mataram," tuturnya.

Dengan makin luasnya wilayah pemasaran, kata dia, volume serapan sorgum dari petani binaan terus bertambah dari awalnya hanya 5 ton per bulan menjadi 10 ton per bulan.

Sorgum di beli dari petani yang tersebar di 22 desa di lima kabupaten/kota, yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, dan Lombok Tengah.

Harga beli sorgum kering di tingkat petani sebesar Rp5.000 per kilogram. Dengan harga sebesar itu, menurut Yanti, petani bisa memperoleh pendapatan hingga Rp35 juta dari hasil produksi delapan ton per hektare selama masa tanam tiga bulan.

"Jumlah petani mitra saya sekitar 1.000 orang dengan luas lahan tanam mencapai 500 hektare yang tersebar di 22 desa di lima kabupaten itu," katanya.