Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan evaluasi potensi lonjakan penularan COVID-19 sepekan ke depan untuk mengetahui dampak perayaan puncak "Lebaran Topat" atau "Lebaran Ketupat" 1443 Hijrah pada Senin (9/5).
"'Lebaran Ketupat' jadi salah satu potensi munculnya klaster baru, karena ribuan warga tumpah ruah merayakan 'Lebaran Ketupat' di sejumlah objek wisata," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Selasa.
Untuk klaster Idul Fitri 1443 Hijrah, katanya, sudah dilakukan evaluasi selama sepekan dan hasilnya tidak ada lonjakan kasus baru COVID-19 yang signifikan.
"Kalaupun ada temuan kasus hanya satu atau dua saja. Itu pun berjarak dan gejala ringan," katanya.
Harapannya, kata Swandiasa yang juga menjadi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram itu, hasil serupa juga bisa terjadi pada evaluasi penyebaran kasus COVID-19 setelah "Lebaran Ketupat".
Apalagi, Satgas COVID-19, baik tingkat kecamatan maupun kelurahan, bersama pihak-pihak terkait termasuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) sudah melakukan sinergi sebagai upaya pencegahan dan pengawasan sehingga kegiatan "Lebaran Ketupat" bisa berjalan lancar, aman, dan nyaman.
"Untuk memastikan, kita akan evaluasi dan melihat perkembangan kasus baru COVID-19 seminggu ke depan," katanya.
Ia menilai tidak adanya lonjakan kasus baru COVID-19 di Kota Mataram setelah cuti dan libur panjang Idul Fitri dipengaruhi juga oleh capaian vaksinasi COVID-19, di mana dosis pertama terhadap 315.584 sasaran sudah mencapai 120 persen, dosis kedua hampir 90 persen, dan dosis ketiga di atas 30 persen.
"Itu menjadi salah satu kabar baik dalam penanganan COVID-19 di Mataram," katanya.
Bahkan, tambah Swandiasa, berdasarkan Inmendagri Nomor 25/2022, Kota Mataram mulai 10 Mei 2022 masih berstatus PPKM level satu sampai 23 Mei 2022.
"Artinya, Mataram sudah dinyatakan empat kali mampu bertahap di level satu. Semoga warga Mataram bisa disiplin prokes agar kita dapat segera keluar dari pandemi," katanya.
Berita Terkait
Polisi periksa pelaku UMKM terkait korupsi masker COVID-19 di Sumbawa
Rabu, 9 Oktober 2024 17:19
KPK tetapkan tiga tersangka korupsi APD masa pandemi COVID-19
Kamis, 3 Oktober 2024 19:34
Jumlah pesawat mulai pulih usai sempat turun
Kamis, 3 Oktober 2024 7:16
Polres Mataram dan BPKP NTB periksa secara maraton penyedia masker COVID-19
Selasa, 24 September 2024 17:32
Polisi pastikan penyidikan korupsi masker COVID-19 di NTB berjalan
Rabu, 11 September 2024 15:52
Polandia mencatat rekor tertinggi kasus covid-19
Rabu, 28 Agustus 2024 5:20
Polisi dampingi BPKP audit kerugian korupsi masker COVID-19 di Mataram
Rabu, 17 Juli 2024 16:25
BPKP terbitkan surat tugas audit kerugian kasus masker COVID-19 di NTB
Jumat, 5 Juli 2024 18:05