Peserta Apel Hardiknas di Lombok Tengah menggunakan pakaian Adat Sasak

id Hardiknas,Lombok Tengah

Peserta Apel Hardiknas di Lombok Tengah menggunakan pakaian Adat Sasak

Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Pathul Bahri saat menjadi inspektur upacara apel Hardiknas di Kantor Bupati Lombok Tengah, Kamis (12/5/2022) (ANTARA/Akhyar)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar apel Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022, dengan ratusan peserta menggunakan pakaian adat sasak di Praya, Kamis.

Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri dalam sambutannya mengatakan, pada Tahun 2022 bangsa Indonesia kembali diajak untuk bersama-sama menatap tentang sejauh mana kabar pendidikan bumi pertiwi saat ini.

"Tanggal 2 Mei adalah tanggal yang spesial, istimewa, sekaligus bersejarah," katanya saat apel Hardiknas di halaman kantor bupati setempat.

Berbicara tentang hari pendidikan nasional, menurut dia, perlu berbicara tentang situasi, kondisi, keadaan serta arah pendidikan Indonesia saat ini. Sebagaimana yang dirasakan bersama, era pendidikan sudah bergerak menuju arah kemerdekaan belajar, di mana para pembelajar didesak untuk lebih akrab dengan teknologi seraya mewujudkan kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

"Jikalau dulu pendidikan dan pembelajaran berfokus pada ketercapaian kompetensi, penguasaan materi serta ketuntasan kurikulum, maka di era merdeka belajar saat ini arah pembelajaran bergeser kepada pemenuhan kebutuhan siswa demi kemudahan penggapaian cita-cita," katanya.

Ia mengatakan bukanlah hal yang mudah bagi para generasi muda untuk langsung terjun ke lapangan, apalagi jika bekalnya hanya teori, buku paket serta catatan kecil yang terpampang di papan tulis. Sebagai generasi muda, semua memiliki peran yang besar untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.

"Bukan hanya sekadar pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan yang perlu kita wujudkan, melainkan juga penguasaan kompetensi dan literasi digital," katanya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa kualitas pendidikan Indonesia saat ini sedang dipertanyakan. Menilik dari skor programme for international student assesment (pisa) tahun terakhir, Negara Indonesia masih berada di deretan peringkat terendah. 

"Padahal kalau urusan baca-membaca, generasi muda tidaklah semalas itu, dan Indonesia pun sebenarnya tidak kekurangan bahan-bahan literasi," katanya.

Tapi, menurut dia, memang tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan di setiap era berbeda, termasuklah pada kondisi dua tahun terakhir. Dunia sempat diguncang wabah pandemi COVID-19 yang kemudian berefek besar terhadap praktik pendidikan dan segala sektor.

Atas hal tersebut, katanya, seakan-akan pendidikan tampak semakin terpuruk, masalah-masalah seperti kesenjangan fasilitas pendidikan, rendahnya kompetensi guru, serta tingginya angka anak putus sekolah adalah luka yang nyata bagi cita-cita pendidikan Indonesia.

"Meski begitu, generasi muda Indonesia tidaklah selemah itu. Kita adalah bangsa yang kuat, bangsa yang pantang menyerah, dan bangsa yang terus ingin bertumbuh dan belajar," katanya.

Peran para generasi muda saat ini, kata dia, amatlah penting, tidak hanya terbatas di dalam kelas, anak-anak bangsa sejatinya bisa berkontribusi lebih untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.

Dengan ilmunya, menurut dia, generasi muda bisa ikut berkontribusi di masyarakat. Dengan keterampilannya, generasi muda bisa membuka lapangan pekerjaan, berbagi ilmu, serta ikut mengharumkan bangsa Indonesia dengan karya.

"Dalam menyambut momentum hari pendidikan nasional tahun ini, kita sebagai anak-anak bangsa perlu meningkatkan kepercayaan diri, keberanian, jiwa nasionalisme, serta pantang untuk berpatah arang di segala keadaan. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara yang pernah berkata agar kita percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi rintangan apapun.” katanya.