Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Mataram menggelar operasi pasar murah komoditas pangan penyumbang inflasi. "Sebagaimana diketahui bahwa pada beberapa minggu terakhir, terdapat komoditas pangan mengalami kenaikan harga, sehingga untuk menyikapi hal itu, kami menggelar operasi pasar murah," kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Achmad Fauzi, dalam pembukaan operasi pasar murah di area Islamic Center, Kota Mataram, NTB, Jumat.
Ia menyebutkan kegiatan operasi pasar murah di Kota Mataram, digelar di tiga lokasi selama enam hari, yakni di Islamic Center pada 10-12 Juni. Kemudian berlanjut di Lapangan Karang Genteng pada 13-4 Juni, dan terakhir di Lapangan Karang Pule pada 15-16 Juni 2022.
Dalam operasi pasar tersebut, dijual beberapa komoditas pangan yang menjadi bahan pokok rumah tangga sehari-hari, seperti minyak goreng, cabai, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam, daging sapi, beras, dan gula pasir.
Menurut Fauzi, komoditas yang disediakan dalam operasi pasar murah dijual di bawah harga pasar. Sebagai contoh, cabai rawit di pasaran mencapai Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan di operasi pasar murah dijual dengan harga Rp60 ribu per kilogram.
Begitu juga dengan telur ayam ras dijual dengan harga Rp45 ribu per tray (30 butir). Harga tersebut lebih murah dibandingkan di pasaran yang mencapai Rp54 ribu hingga Rp58 ribu per tray.
"Pelaksanaan operasi pasar murah ini menjadi bukti bahwa pemerintah turut hadir di pasar dalam menjaga keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat," ujar Fauzi.
Selain menyediakan bahan pokok, Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB juga menyiapkan pengalaman bagi pengunjung untuk dapat bertransaksi nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di Indonesia. "Seluruh masyarakat bisa mendapatkan pengalaman berbelanja hanya dengan satu Rupiah jika bertransaksi menggunakan QRIS," kata Fauzi.
Baca juga: BI kembali terima opini WTP dari BPK
Sementara itu, Asisten II Sekretariat Daerah NTB Mohammad Husni mengatakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah ekonomi yang tumbuh dan diikuti dengan inflasi yang terjaga atau bisa dikendalikan.
Menurut dia, operasi pasar murah yang digelar saat ini, sebagai wujud upaya bersama untuk melakukan pengendalian terhadap gejolak inflasi di NTB, khususnya di Kota Mataram sebagai ibu kota provinsi.
"Kami juga harapkan pasar murah ini bisa digelar secara periodik dan pihak lain, tidak hanya Bank Indonesia yang berinisiatif, tapi institusi lain agar kiranya melaksanakan hal serupa. Mari kita sama-sama wujudkan ekonomi berkualitas," katanya.
Berita Terkait
KPU NTB tegaskan belum temukan penggelembungan suara PSI
Selasa, 5 Maret 2024 18:13
Hujan lebat berpotensi terjadi di 32 provinsi, termasuk NTB
Selasa, 5 Maret 2024 6:46
BI dan TPID NTB pelajari inovasi Tasikmalaya kendalikan inflasi
Kamis, 25 Januari 2024 22:17
KPU NTB coret dua caleg provinsi dari DCT Pemilu 2024
Senin, 8 Januari 2024 21:23
Kaleidoskop OJK Provinsi NTB 2023: Mengabdi Membangun Negeri
Kamis, 4 Januari 2024 10:14
RSUD Kota Mataram turunkan tim PSC patroli pantau potensi bencana
Jumat, 29 Desember 2023 10:40
Pilpres, Bawaslu NTB tanggapi polemik kampanye Anies di Taman Budaya dibatalkan
Kamis, 21 Desember 2023 21:12
Pemprov NTB menggelar baksos operasi katarak gratis
Selasa, 19 Desember 2023 22:06