Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia menjadi 20 kasus

id subvarian Omicron, BA.4 BA.5, Kemenkes, pandemi, kasus COVID-19

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia menjadi 20 kasus

Tangkapan layar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril saat menyampaikan keterangan pers terkait situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang diikuti dari YouTube di Jakarta, Jumat (10/6/2022). (ANTARA/Andi Firdaus).

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril melaporkan jumlah kasus terbaru subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Tanah Air hingga Selasa siang berjumlah 20 kasus.

"Sampai hari ini, ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5," kata Mohammad Syahril yang dikonfirmasi melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa siang.

 Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan laju penularan BA.4 dan BA.5 di Indonesia diperkirakan naik lima kali lipat dalam beberapa hari terakhir. Informasi terbaru dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) yang dirilis per Senin (13/6) menyebutkan BA.4 dan BA.5 kali pertama ditemukan di Afrika Selatan pada Januari dan Februari 2022.

Baca juga: WHO menamai varian baru COVID Afsel omicron, yang diwaspadai
Baca juga: Pemkot Mataram memperkuat Satgas COVID-19 antisipasi subvarian Omicron


Menurut Tjandra BA.4 dan BA.5 adalah bagian dari Omicron clade (B.1.1.529). ECDC meningkatkan klasifikasi BA.4 and BA.5 dari Variants of Interest menjadi Variants of Concern (VOC) pada 12 Mei 2022.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengatakan potensi peningkatan kasus tergantung pada proteksi imunitas yang berkaitan dengan cakupan dan kapan waktu vaksinasi sebelumnya.