BUPATI : GURU PENENTU MASA DEPAN DOMPU

id

     Dompu (ANTARA) - Bupati Dompu H Bambang M Yasin mengatakan kualitas dan profesionalitas guru menjadi salah satu penentu hitam putihnya masa depan daerah.

     "Tidak hanya masa depan Dompu. Guru juga menentukan hitam putihnya masa depan negara Republik Indonesia," katanya di hadapan di hadapan 453 orang guru yang mengikuti acara "road show" program kemitraan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) se kabupaten/kota di Dompu, Rabu.

     Menurut dia, para tenaga pendidik di daerahnya masih perlu mendapat sentuhan dan bimbingan dari semua pihak, termasuk dari LPMP NTB, guna meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar para siswanya.

     Pola fikir dan kompetensi guru di Kabupaten Dompub masih perlu perbaiki, khususnya dalam menyikapi apa yang menjadi kebijakan pemerintah daerah.

     Ia menyontohkan, kebijakan mutasi guru yang dilakukan beberapa waktu lalu mendapat pro dan kontra dari berbagai pihak. Para guru yang dimutasi melayangkan protes karena tidak puas dengan kebijakan tersebut.

     Protes dilakukan melalui pesan singkat telepon seluler, bahkan ada yang mengerahkan massa agar surat keputusan (SK) mutasi guru dicabut.

     "Ada yang mengirim SMS dengan kata-kata kasar. Bahkan anak saya pulang lebih awal dari sekolahnya sambil menangis karena mendengar infromasi yang kurang enak mengenai bapaknya yang telah memutasi sejumlah guru di sekolahnya. Isteri saya juga sempat diteror," katanya.

     Kondisi itu, menurut Bambang, menjadi salah satu potret guru yang belum bisa diajak melakukan perbaikan di dunia pendidikan yang terus mengalami perubahan setiap saat.

     Kebijakan mutasi yang dilakukan berdasarkan penempatan guru yang belum merata sejak beberapa tahun terakhir ini. Seperti di SMP Negeri 1 Dompu yang memiliiki 11 guru Bahasa Indonesia dan delapan orang guru Matematika. Padahal yang dibutuhkan hanya empat orang.

     Selain itu, kebijakan mutasi juga telah melalui proses pertimbangan, di mana masih banyak sekolah di wilayah terpencil yang berhak membutuhkan yang memiliki kompetensi pada bidang studi tertentu.

     Bambang mengaku sangat menghormati para guru dan tidak bermaksud apa pun dengan memutasi guru yang dianggap baik oleh siswa dan masyarakat. Mutasi guru sebagai sebuah bentuk upaya dalam membangun masa depan dunia pendidikan di seluruh wilayah Dompu.

     Saya sangat menghormati guru. Ulama juga bilang guru termasuk orang yang mulia. Jadi mutasi yang melibatkan banyak guru sebagai sebuah kecintaan saya kepada guru, bukan merupakan kekejaman," katanya.

     Bambang mengajak para guru berpikir lebih luas dalam membangun dunia pendidikan, mengingat profesionalitas guru mempengaruhi kualitas pembangunan suatu daerah.

     "Saya juga mengajak para guru yang dimutasi untuk menebarkan kebaikan di wilayah kerjanya yang baru agar kebaikannya tidak hanya menjadi milik siswa di satu sekolah tertentu. Semua siswa, apalagi di daerah terpencil memiliki hak yang sama memiliki guru yang berkualitas," ujarnya.

      Data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten Dompu, tercatat jumlah guru di Kabupaten Dompu hingga akhir 2011, sebanyak 4.413 orang. Sebagian besar mengajar di sekolah yang ada di wilayah perkotaan.

(*)