Mataram, 24/3 (ANTARA) - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mewaspadai gigitan serangga Tomcat atau Paederus fuscipes, menyusul pengakuan sanak keluarga Riski Atarsa bahwa bocah tiga tahun itu menderita luka serius setelah digigit Tomcat.
"Tadi malam, ada pengumuman di mesjid untuk mewaspadai gigitan Tomcat, karena sudah ada korbannya di Kota Mataram," kata H. Ismail, warga Kelurahan Pagesangan Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, di Mataram, Sabtu.
Wilayah Kelurahan Pagesangan Barat relatif dekat dengan kawasan perumahan kehutanan Komplek Harapan Indah, Batu Ringgit Selatan, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
Riski Atarsa (3) dan sanak keluarganya berdomisili di Komplek Harapan Indah itu, dan masalah gigitan serangga Tomcat itu sudah menyebar luas di sekitar permukiman penduduk itu, hingga wilayah lainnya di Kota Mataram.
"Pengumuman yang bersifat ajakan untuk mewaspadai gigitan Tomcat itu, bukan hanya di tempat tinggal kami, tetapi juga di banyak mesjid di Kota Mataram. Saya sudah tanya keluarga di kelurahan lain," ujar Ismail.
Pada Kamis (22/3), Ulva (30), bibi dari Riski Atarsa, korban gigitan Tomcat, mengungkapkan bahwa keponakannya digigit Tomcat hingga mencuat luka serius di beberapa bagian tubuhnya.
"Keponakan saya ini cerita kalau digigit serangga, setelah kami cek ternyata serangga yang disebut Tomcat seperti diberitakan televisi," kata Ulva sambil menunjukkan luka di beberapa bagian tubuh Riski Atarsa.
Riski menderita luka gigitan serangga Tomcat itu di lengan kanan, lengan kiri, dada kanan dan punggungnya. Bentuk lukanya seperti luka bakar namun berwarna kemerah-merahan.
Ulva juga menunjukkan keberadaan serangga Tomcat itu yang ada di sekitar kediamannya, yang terletak di tepi sawah. Puluhan serangga Tomcat terlihat berkeliaran di areal persawahan tak jauh dari kediaman penduduk di Komplek Harapan Indah itu.
Menurut dia, serangga itu banyak terlihat di sekitar rumah pada malam hari, terutama di sekitar area yang terkena cahaya lampu.
"Sejak kemarin, kami sudah laporkan kepada Pak RT agar dapat ditindaklanjuti karena kami sangat yakin itu akibat serangga Tomcat. Saya tanya waktu gigit ponakan saya pukul serangga itu, mungkin begitu makanya lukanya seperti ini," ujar Ulva sambil menunjuk lengan dan dada keponakannya.
Sementara itu, Akri selaku Ketua RT 07, wilayah permukiman yang dihuni korban gigitan Tomcat dan sanak keluarganya itu mengatakan, ia juga telah melaporkan hal itu kepada aparat kelurahan agar ditindaklanjuti secara bersama-sama.
"Nanti, kami berantas serangga itu secara bersama-sama, agar tidak ada lagi korban gigitan berikutnya. Di kawasan permukiman ini banyak anak-anak, dan kayaknya serangga Tomcat hidup di persawahan," ujarnya. (*)