Jakarta (ANTARA) - Setelah PSSI memastikan memberhentikan pelatih Shin Tae-yong, nama Patrick Kluivert yang juga legenda sepak bola dunia asal Belanda mencuat dan disebut-sebut menjadi salah satu kandidat untuk pelatih baru Timnas Indonesia.
Beberapa nama pun bermunculan dan mayoritas adalah nama-nama top asal Belanda, salah satunya Patrick Kluivert yang dinilai sebagai sosok yang paling mendekati kriteria sebagai pelatih yang bisa ditunjuk untuk menahkodai Timnas Indonesia.
Patrick Kluivert merupakan seorang pelatih yang pernah menukangi beberapa klub, bahkan pernah menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda.
Baca juga: Shin Tae-yong resmi dipecat, diganti pelatih baru asal Belanda
Profil Patrick Kluivert
Memiliki nama lengkap Patrick Stephan Kluivert, dirinya lahir pada 1 Juli 1976 di Amsterdam, Belanda. Kluivert adalah salah satu legenda sepak bola dunia. Mantan penyerang tim nasional Belanda ini dikenal sebagai pemain dengan teknik luar biasa, kecerdasan permainan, dan ketajamannya dalam mencetak gol yang luar biasa.
Selain berkarier sebagai pemain, Kluivert juga meniti jalur kepelatihan dan direktur olahraga di berbagai klub dan tim nasional.
Awal kehidupan dan karier
Kluivert lahir dari pasangan Kenneth Kluivert, mantan pesepak bola profesional asal Suriname, dan Lidwina Kluivert yang berasal dari Curaçao. Ia mulai bermain sepak bola di jalanan Amsterdam sebelum bergabung dengan akademi Ajax pada usia tujuh tahun.
Dalam masa mudanya, ia menunjukkan bakat besar sebagai pemain dengan kemampuan teknis tinggi, meskipun awalnya dianggap terlalu impulsif.
Baca juga: Pelatih baru Timnas Indonesia, kandidat kuat pelatih asal Belanda
Kluivert mengawali karier profesionalnya di Ajax pada 21 Agustus 1994, saat ia berusia 18 tahun. Pada musim debutnya, ia langsung mencetak 18 gol dalam 25 pertandingan Eredivisie dan membantu Ajax menjuarai liga tanpa kalah satu pertandingan pun.
Salah satu momen paling ikonik dalam kariernya terjadi pada final Liga Champions UEFA 1995, ketika Kluivert mencetak gol kemenangan melawan AC Milan. Gol tersebut menjadikannya pemain termuda yang mencetak gol di final Liga Champions, pada usia 18 tahun, 10 bulan, dan 23 hari.
Karier klub
Ajax (1994–1997)
Sebagai bagian dari generasi emas Ajax yang juga diisi pemain-pemain seperti Clarence Seedorf, Edgar Davids, dan Edwin van der Sar, Kluivert memenangkan berbagai gelar termasuk dua trofi Eredivisie, Liga Champions UEFA, Piala Super UEFA, dan Piala Interkontinental.
Namun, cedera lutut pada musim 1996–97 membatasi kontribusinya, dan Kluivert akhirnya pindah ke AC Milan pada 1997 dengan status bebas transfer.
AC Milan (1997–1998)
Di Milan, Kluivert mencetak enam gol dalam 27 pertandingan Serie A. Meski menunjukkan kilasan kualitas, ia tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya secara konsisten, dan kariernya di klub Italia tersebut hanya bertahan satu musim.
Barcelona (1998–2004)
Kepindahan ke Barcelona pada 1998 menjadi babak penting dalam karier Kluivert. Ia bergabung kembali dengan mantan pelatihnya di Ajax, Louis van Gaal, dan membentuk duet mematikan bersama Rivaldo.
Baca juga: Fabrizio Romano sebut Patrick Kluivert jadi pelatih baru Timnas Indonesi
Pada musim 1998–99, Kluivert mencetak 16 gol di La Liga dan membantu Barcelona menjuarai liga. Ia menghabiskan enam tahun di Camp Nou, mencetak total 124 gol dalam 249 pertandingan di semua kompetisi.
Newcastle United (2004–2005)
Pada musim panas 2004, Kluivert pindah ke Inggris untuk bergabung dengan Newcastle United. Ia mencetak 13 gol dalam musim debutnya, termasuk gol-gol penting di Piala FA dan Piala UEFA. Namun, ia hanya bertahan satu musim sebelum dilepas pada akhir musim 2004–05.
Valencia, PSV, dan Lille (2005–2008)
Kluivert melanjutkan kariernya di Valencia pada musim 2005–06, namun masalah cedera membatasi penampilannya. Ia kemudian kembali ke Eredivisie bersama PSV pada musim 2006–07, di mana ia memenangkan gelar liga meski sering absen karena cedera. Karier profesionalnya ditutup di Lille pada musim 2007–08.
Karier internasional
Sebagai pemain internasional, Kluivert membela tim nasional Belanda sebanyak 79 kali dan mencetak 40 gol dari 1994 hingga 2004. Ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Belanda hingga 2013, ketika rekornya dipecahkan oleh Robin van Persie.
Kluivert tampil di tiga edisi Piala Eropa (1996, 2000, 2004) dan Piala Dunia FIFA 1998. Di Euro 2000, ia mencetak lima gol dan menjadi pencetak gol terbanyak turnamen bersama Savo Miloševi. Salah satu penampilannya yang paling dikenang adalah saat mencetak hattrick dalam kemenangan 6–1 atas Yugoslavia di perempat final.
Karier kepelatihan
Setelah pensiun, Kluivert memasuki dunia kepelatihan. Ia memulai karier sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar dan NEC Nijmegen, sebelum melatih tim muda Twente dan membawa Jong Twente menjuarai Beloften Eredivisie pada musim 2011–12.
Pada 2014, ia menjadi asisten Louis van Gaal di tim nasional Belanda, yang berhasil meraih posisi ketiga di Piala Dunia FIFA 2014. Setelah itu, ia juga melatih tim nasional Curaçao dan menjadi direktur olahraga di Paris Saint-Germain serta akademi Barcelona.
Kehidupan pribadi
Kluivert menikah dan memiliki empat anak, salah satunya adalah Justin Kluivert, yang juga menjadi pesepak bola profesional. Pada 2023, ibunya, Lidwina Kluivert, meninggal dunia karena masalah kesehatan yang sudah lama diderita.
Warisan dalam Sepak Bola
Patrick Kluivert dikenang sebagai salah satu penyerang terbaik dalam sejarah sepak bola Belanda dan dunia. Prestasinya di level klub dan internasional, serta kontribusinya sebagai pelatih, menjadikannya figur yang dihormati dalam dunia sepak bola.
Menarik dinantikan kiprahnya apabila ia benar menjadi pelatih Timnas Indonesia selanjutnya. Tentunya aroma belanda akan lebih kental dengan ciri khas permainannya yang menyerang dan tajam.