Harga Sembako di Kota Mataram merangkak naik

id Sembako,Pasar Kebon Roek,Mataram

Harga Sembako di Kota Mataram merangkak naik

Seorang pedagang di Pasar Kebon Roek, Mataram, tengah melayani pembeli. Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, merangkak naik seiring kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Jumat (09/09). (Elsa)

Mataram (ANTARA) - Harga sembilan bahan pokok (sembako) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat, merangkak naik seiring kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dari pantauan di Pasar Kebon Roek, lonjakan harga terlihat di beberapa jenis, seperti, beras dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp11 ribu per kilogram, dan telur dari Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per tray menjadi Rp52 ribu per tray. Demikian pula halnya dengan sayuran, seperti cabai rawit dari Rp40 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu per kilogram, dan bawah merah dari Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp52 ribu per kilogram.

Namun sebaliknya untuk minyak goreng mengalami penurunan dari Rp40 ribu per dua liter menjadi sekitar Rp30 ribu per dua liter.  

"Sebelum BBM naik beras sudah naik dahulu, biasanya Rp10.000 sekarang jadi Rp11.000. Pastinya ke depan semua bahan-bahan sembako bakal mengalami kenaikan, ” ucap Hj Masriah (60), pedagang sembako di Pasar Kebon Roek kepada Antara NTB. 

Ia juga menceritakan banyaknya pembeli yang heran bahkan mengomel akan kenaikan harga beras tersebut.

Sementara itu, Dewi (20), pedagang ikan menyebutkan harga ikan juga mengalami kenaikan sebagai dampak dari kenaikan harga BBM untuk nelayan melaut, seperti, ikan dari Rp15 ribu per kilogram menjadi Rp32 ribu per kilogram.

"Harga ikan jadi naik dua kali lipat. Karena itu (harga bbm naik), ongkos angkut ikan untuk dibawa ke pasar juga naik,” ucapnya.

Sumaini (42), pedagang sayur mengaku harga sembako memang mengalami kenaikan namun belum terlalu tinggi.

"Saat ini harga cabai dan bawang naik dan sebentar lagi harga tomat juga akan naik," katanya. 

Ia mengatakan kondisi kenaikan harga BBM tersebut dikhawatirkan akan menyulitkan penjual. "Pembeli biasanya mengacu kepada harga lama," tandasnya.