Posko siaga bencana Mataram diaktifkan

id opd,posko,bencana,mataram

Posko siaga bencana Mataram diaktifkan

Petugas dari Satpol PP Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengecek kondisi Posko Siaga Bencana Kota Mataram di halaman Pendopo Wali Kota Mataram, Senin (17/10/2022). (FOTOANTARA/Nirkomala) 

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah mengaktifkan posko siaga bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana untuk mengirangi dampak bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan.

"Posko ini sudah memudahkan koordinasi organisasi perangkat daerah (OPD) teknis penanganan kebencanaan sebab iformasi dari BMKG, puncak musim hujan diprediksi Desember 2022," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Senin.

Usai mengikuti Apel Gelar Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam bersama jajaran TNI/Polri di Lapangan Sangkareang, wali kota minta agar semua OPD teknis kesiapsiagaan bencana membuat skenario antisipasi bencana untuk meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan.

"Perwakilan masing-masing OPD teknis harus dijadwalkan piket di posko siaga bencana, untuk menerima dan memberi informasi terkait kebencanaan," katanya.

Menurutnya beberapa OPD teknis kebencanaan yang dimaksudkan antara lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruanag (PUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Dinas Kesehatan, RSUD, Dinas Sosial, dan OPD lainnya.

"OPD-OPD ini harus berkoordinasi dan melaksanakan upaya antisipasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing," katanya

Misalnya, Dinas LH segera melakukan perantingan pohon yang memiliki bobot batang dan daun lebat untuk meminimalisir bencana ketika terjadi hujan disertai angin kencang.

Apalagi Kota Mataram juga menjadi wilayah yang rawan bencana angin puting beliung. " Hampir setiap tahun bencana puting beliung menimpa warga kita, jadi harus kita antisipasi," katanya.

Sementara Dinas PUPR memastikan kondisi saluran dan sungai sudah dinormalisasi dan dilakukan pemantauan pada titik-titik saluran yang rawan tersumbat sehingga bisa memicu luapan air ke jalan.

Selain itu, tambah wali kota, himbauan kepada masyarakat terutama yang menjadi wilayah rawan bencana seperti di pesisir pantai dan pinggir kali harus terus dilakukan.

"Terutama titik-titik wilayah yang memiliki rumah di sempadan sungai dan pantai," demikian Mohan Roliskana.