Jakarta (ANTARA) - Perusahaan multinasional asal Singapura, Keppel Land menghadirkan fasilitas gaya hidup (lifestyle), Chillax bagi warga Jakarta di Jalan Jenderal Sudiman kavling 23.
"Kehadiran Chillax (kepanjangan dari chill atau santai dan relax atau rileks) selain untuk mengoptimalkan lahan di jantung Ibu Kota, juga mendukung pariwisata Jakarta dengan menyediakan kawasan 'lifestyle'," kata Presiden Keppel Land Indonesia Allen Tan di Jakarta, Kamis.
Keppel Land bekerjasama dengan InHype Group mengembangkan fasilitas gaya hidup ini di atas lahan seluas 6.000 meter persegi berlokasi di antara dua gedung tinggi yakni International Financial Centre dan Chase Plaza.
Untuk menjangkau lokasi ini juga cukup mudah karena pengunjung bisa menjangkau dengan berjalan kaki dari stasiun MRT Setiabudi Astra maupun halte Karet TransJakarta. Allen mengatakan di dalam Chillax sendiri pihaknya sudah bermitra dengan 25 penyewa (tenant) yang bergerak di bidang kuliner, alat olah raga, bahkan toko sepeda. "Kami juga punya aula serbaguna seluas 550 meter persegi yang siap untuk menampung berbagai aktivitas warga Jakarta," kata Allen.
CEO InHype Group Willy Kurniawan mengatakan dirinya percaya industri kuliner memiliki kemampuan untuk menyatukan orang dari seluruh lapisan masyarakat. "Dengan menghadirkan tempat makan dengan konsep ruang terbuka (alfresco) kami yakni orang-orang bakal ke sini untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman," kata Willy.
Baca juga: Astindo NTB mempromosikan WSBK Mandalika di Singapura
Baca juga: Rute penerbangan Singapura-Lombok resmi dibuka
Terkait hal itu mulai 1 hingga 4 Desember 2022, bekerjasama dengan Semasa, sebuah penyelenggara bazar tematik menggelar pasar kreatif yang menampilkan lebih dari 80 merek lokal di aula serbaguna. Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan sudah menyiapkan desain besar terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Jakarta. Andhika mengatakan Jakarta memiliki sumber daya, fasilitas, dan pelaku potensial di industri kreatif sehingga perlu desain besar agar dapat berkembang.
Selain itu, industri kreatif di Ibu Kota juga memiliki tantangan, seperti kurangnya perluasan pasar dan penetrasi produk kreatif, hadirnya kompetitor dari luar negeri, belum adanya payung hukum yang mengatur masing-masing subsektor industri kreatif, minimnya akses permodalan, serta pengembangan SDM. "Ini semua perlu kita carikan solusinya," kata Andhika.
Berita Terkait
Jaksel latih pokdarwis tingkatkan kemampuan pemasaran
Rabu, 22 Mei 2024 19:56
Kaltim promosikan budaya dan pariwisata di TMII Jakarta
Sabtu, 25 November 2023 20:18
TMII jadi destinasi utama pariwisata Jakarta
Minggu, 3 September 2023 7:29
Kisruh Diskotek Colosseum, Anies copot Plt Disparbud DKI
Selasa, 17 Desember 2019 14:36
27 seller mempromosikan wisata NTB di Jakarta
Rabu, 4 Desember 2019 6:19
Jelang OKI ke Indonesia, hotel di Jakarta agar kantongi sertifikasi halal
Minggu, 8 September 2019 18:08
DKI Jakarta fokus angkat cagar budaya Taman Benyamin Sueb
Rabu, 19 Juni 2019 14:25
Aneka promo makan sepuasnya di Jakarta Fair Kemayoran
Selasa, 18 Juni 2024 17:15