Kualitas udara Jakarta masuk kategori tak sehat pada Jumat

id Iqair,kualitas udara di jakarta,udara jakarta,polusi jakarta

Kualitas udara Jakarta masuk kategori tak sehat pada Jumat

Ilustrasi - Suasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/hp/am

Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada Jumat pagi pukul 05.42 WIB dari laman IQAir masuk dalam kategori tidak sehat dan menempatkannya pada peringkat kedua kota-kota dengan kualitas udara buruk dunia.

Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) Kota Jakarta berada di angka 164 dan butir partikel halus PM2.5 berada di angka 74,3 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif, karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sedangkan kategori tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Lalu kategori baik yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Baca juga: Kualitas udara Jakarta pagi ini tak sehat

Kemudian, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

Selanjutnya IQAir mencatatkan kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama yaitu Kinshasa, Kongo dengan angka 194, urutan ketiga Lahore, Pakistan di angka 159, urutan keempat Bagdad, Irak di angka 155, dan kelima Delhi, India di angka 155.

Baca juga: Sistem pertahanan udara Pakistan cegat rudal India

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta saat ini memiliki 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang disebar di sejumlah wilayah administrasi.

Data dari hasil monitoring SPKU tersebut kemudian ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara yang merupakan hasil penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

Data yang ada di SPKU Jakarta ini sudah terintegrasi dengan data yang dimiliki Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan Vital Strategies.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.